Profil dan Sejarah Partai Gerindra, Fadli Zon Punya Andil Besar

Saat ini Ketua Umum Gerindra dijabat oleh Prabowo Subianto

Jakarta, IDN Times - Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) jadi salah satu partai besar yang saat ini berkuasa di Indonesia. Gerindra menempati urutan kedua dalam daftar partai pemenang Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 dengan meraih 17,5 juta suara atau 12,57 persen suara sah.

Saat ini, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto juga masuk ke dalam jajaran kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. Dia dipercaya sebagai Menteri Pertahanan.

Sebelumnya Prabowo juga beberapa kali menyalonkan diri maju sebagai calon presiden. Terhitung, dia maju sebagai capres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 berpasangan dengan Hatta Rajasa. Kemudian Pilpres 2019 maju diduetkan bersama Sandiaga Uno.

Lantas bagaimana sejarah, visi, dan misi Partai Gerindra? Yuk simak selengkapnya.

Baca Juga: Gerindra Akui Kerap Dibully Gegara Prabowo Gabung Kabinet Jokowi

1. Sejarah Partai Gerindra

Profil dan Sejarah Partai Gerindra, Fadli Zon Punya Andil BesarRapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Gerindra 2022 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Mengutip dari situs resmi milik Partai Gerindra, sejarah partai berlambang kepala burung garuda itu berawal dari tahun 2007. Kala itu, politikus kondang Fadli Zon memiliki peran besar berdirinya Partai Gerindra.

Adapun Gerindra berdiri diawali dari keprihatinan. Partai Gerindra mengklaim lahir untuk mengangkat rakyat dari jerat kemelaratan, akibat permainan orang-orang yang tidak peduli pada kesejahteraan.

Dalam sebuah perjalanan menuju Bandara Soekarno-Hatta, terjadi obrolan antara intelektual muda Fadli Zon dan pengusaha Hashim Djojohadikusumo. Ketika itu, November 2007, keduanya membahas politik terkini, yang jauh dari nilai-nilai demokrasi sesungguhnya.

Mereka menilai demokrasi sudah dibajak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan memiliki kapital besar. Akibatnya, rakyat hanya jadi alat. Bahkan, siapa pun yang tidak memiliki kekuasaan ekonomi dan politik akan dengan mudah jadi korban.

Kebetulan, salah satu korban itu adalah Hashim sendiri. Dia diperkarakan ke pengadilan dengan tudingan mencuri benda-benda purbakala dari Museum radya Pustaka, Solo, Jawa tengah. 

“Padahal Pak Hashim ingin melestarikan benda-benda cagar budaya,“ kata Fadli mengenang peristiwa itu. 

Bila keadaan ini dibiarkan, negara hanya akan diperintah oleh para mafia. Fadli Zon lalu mengutip kata-kata politisi Inggris abad ke-18, Edmund Burke berbunyi, "The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing (kalau orang baik-baik tidak berbuat apa-apa, maka para penjahat yang akan bertindak)".

Terinspirasi oleh kata-kata tersebut, Hashim pun setuju bila ada sebuah partai baru yang memberikan haluan baru dan harapan baru. Tujuannya tidak lain, agar negara ini bisa diperintah oleh manusia yang memerhatikan kesejahteraan rakyat, bukan untuk kepentingan golongannya saja. Sementara kondisi yang sedang berjalan, justru memaksakan demokrasi di tengah himpitan kemiskinan, yang hanya berujung pada kekacauan.

Gagasan pendirian partai pun kemudian diwacanakan di lingkaran orang-orang Hashim dan Prabowo. Rupanya, tidak semua setuju. Ada pula yang menolak, dengan alasan bila ingin ikut terlibat dalam proses politik sebaiknya ikut saja pada partai politik yang ada.

Kebetulan, Prabowo adalah anggota Dewan Penasihat Partai Golkar, sehingga bisa mencalonkan diri maju menjadi ketua umum. Namun, ketika itu Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla adalah wakil presiden mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Mana mau Jusuf Kalla memberikan jabatan Ketua Umum Golkar kepada Prabowo?” kata Fadli.

Setelah perdebatan cukup panjang dan alot, akhirnya disepakati perlu ada partai baru yang benar-benar memiliki manifesto perjuangan demi kesejahteraan rakyat. Untuk mematangkan konsep partai, pada Desember 2007, di sebuah rumah, yang menjadi markas IPS (Institute for Policy Studies) di Bendungan Hilir, berkumpulah sejumlah nama.

Selain Fadli Zon, hadir pula Ahmad Muzani, M Asrian Mirza, Amran Nasution, Halida Hatta, Tanya Alwi, Haris Bobihoe, Sufmi Dasco Ahmad, Muchdi Pr, Widjono Hardjanto dan Prof Suhardi. Mereka membicarakan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai yang akan dibentuk.

“Pembahasan dilakukan siang dan malam,” kenang Fadli. Karena padatnya jadwal pembuatan AD/ART , akhirnya fisik Fadli ambruk juga. Lelaki yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif di IPS ini harus dirawat di rumah sakit selama dua minggu.

Fadli tidak tahu lagi bagaimana kelanjutan partai baru ini. Bahkan dia merasa pesimistis bahwa gagasan pembentukan partai baru itu akan terus berlanjut. Namun diluar dugaan, ketika Hashim datang menjenguk di rumah sakit, Hashim tetap antusias pada gagasan awal untuk mendirikan partai politik. Akhirnya, pembentukan partai pun terus dilakukan secara maraton.

Hingga akhirnya, nama Gerindra muncul, diciptakan oleh Hashim sendiri. Sedangkan lambang kepala burung garuda digagas oleh Prabowo Subianto. Pembentukan Partai Gerindra terbilang mendesak. Sebab dideklarasikan berdekatan dengan waktu pendaftaran dan masa kampanye pemilihan umum, yakni pada 6 Februari 2008.

Dalam deklarasi itu, termaktub visi, misi dan manifesto perjuangan partai, yakni terwujudnya tatanan masyarakat indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan makmur serta beradab dan berketuhanan yang berlandaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD NRI tahun 1945.

"Budaya bangsa dan wawasan kebangsaan harus menjadi modal utama untuk mengeratkan persatuan dan kesatuan. Sehingga, perbedaan di antara kita justru menjadi rahmat dan menjadi kekuatan bangsa indonesia. Namun demikian, mayoritas rakyat masih berkubang dalam penderitaan, sistem politik kita tidak mampu merumuskan dan melaksanakan perekonomian nasional untuk mengangkat harkat dan martabat mayoritas bangsa indonesia dari kemelaratan. Bahkan dalam upaya membangun bangsa, kita terjebak dalam sistem ekonomi pasar. Sistem ekonomi pasar telah memporak-porandakan perekonomian bangsa, yang menyebabkan situasi yang sulit bagi kehidupan rakyat dan bangsa. Hal itu berakibat menggelembungnya jumlah rakyat yang miskin dan menganggur. Pada situasi demikian, tidak ada pilihan lain bagi bangsa indonesia ini kecuali harus menciptakan suasana kemandirian bangsa dengan membangun sistem ekonomi kerakyatan."

Baca Juga: Capres Gerindra-PKB, Cak Imin: Kiai NU Harap Deklarasi Sebelum Ramadan

2. Visi dan misi Partai Gerindra

Profil dan Sejarah Partai Gerindra, Fadli Zon Punya Andil BesarRapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Gerindra 2022 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Visi Partai Gerindra adalah menjadi partai politik yang mampu menciptakan kesejahteraan rakyat, keadilan sosial dan tatanan politik negara yang melandaskan diri pada nilai-nilai nasionalisme dan religiusitas dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang senantiasa berdaulat di bidang politik, berkepribadian di bidang budaya dan berdiri diatas kaki sendiri dalam bidang ekonomi.

Sementara, misi Partai Gerindra antara lain:

  • Mempertahankan kedaulatan dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945.                     
  • Mendorong pembangunan nasional yang menitikberatkan pada pembangunan ekonomi kerakyatan, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pemerataan hasil-hasil pembangunan bagi seluruh warga bangsa dengan senantiasa berpegang teguh pada kemampuan sendiri.                 
  • Membentuk tatanan sosial dan politik masyarakat yang kondusif untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dan kesejahteraan rakyat.
  • Menegakkan supremasi hukum dengan mengedepankan azas praduga tak bersalah dan persamaan hak di hadapan hukum serta melindungi seluruh warga Negara Indonesia secara berkeadilan tanpa memandang suku, agama, ras dan/atau latar belakang golongan.                          
  • Merebut kekuasaan pemerintahan secara konstitusional melalui Pemilu Legislatif , Pemilu Presiden dan Pemilu Kepala Daerah untuk menciptakan lapisan kepemimpinan nasional yang kuat dan bersih disetiap tingkat pemerintahan.

Baca Juga: Gerindra: Perjanjian Anies dan Prabowo di 2017 Tak Mengikat

3. Tugas dan fungsi Partai Gerindra

Profil dan Sejarah Partai Gerindra, Fadli Zon Punya Andil BesarKetua Umum Gerindra Prabowo Subianto di Rapimnas Gerindra (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Sementara, tugas dan fungsi Partai Gerindra sebagai berikut:

  1. Mempertahankan dan mewujudkan cita-cita negara Proklamasi 17 Agustus 1945.
  2. Memperjuangkan terwujudnya peningkatan segala aspek kehidupan yang meliputi aspek kehidupan yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, agama, sosial budaya, hukum serta pertahanan dan keamanan nasional untuk mewujudkan cita-cita nasional.
  3. Melaksanakan, mempertahankan dan menyebarluaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.
  4. Menghimpun dan memperjuangkan aspirasi rakyat sebagai arah kebijakan politik partai.
  5. Memperjuangkan kebijakan politik partai menjadi kebijakan politik penyelenggara negara.
  6. Mempersiapkan kader-kader Partai terbaik dalam pengisian jabatan politik dan jabatan publik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan.
  7. Mempengaruhi dan mengawasi jalannya penyelenggaraan negara agar terwujud pemerintahan yang jujur, bersih dan berwibawa serta bebas dari segala bentuk korupsi, penyelenggaraan kekuasaan politik.

Selain itu, Partai Gerindra juga memiliki fungsi sebagai berikut:

  1. Sarana pembentukan dan pembangunan karakter bangsa.
  2. Mendidik dan mencerdaskan rakyat agar bertanggung jawab menggunakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
  3. Menghimpun dan merumuskan dan memperjuangkan aspirasi rakyat dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara.
  4. Menghimpun, membangun dan menggerakkan kekuatan rakyat untuk membangun masyarakat Pancasila.
  5. Menghimpun persamaan sikap politik dan kehendak untuk mencapai cita-cita dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur, material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
  6. Mempertahankan, mengemban, mengamalkan dan membela Pancasila
  7. Menyerap, menampung, menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi rakyat serta meningkatkan kesadaran politik rakyat
  8. Menyiapkan kader-kader pemimpin politik bangsa dengan memperhatikan kompetensi, kapasitas, kapabilitas, integritas dan akseptabilitas dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

4. Struktur kepengurusan Partai Gerindra

Profil dan Sejarah Partai Gerindra, Fadli Zon Punya Andil BesarKetua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto hadiri acara Hari Ulang Tahun (HUT) Gerindra ke-15 di Kantor DPP Partai Gerindra, Ragunan, Jakarta Selatan. (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa

Berikut susunan pengurus DPP Partai Gerindra 2020-2025:

Ketua Dewan Pembina: Letjen TNI (Purn) H. Prabowo Subianto
Ketua Dewan Penasehat: Mayjen TNI (Purn) Dr. Haryadi Darmawan
Ketua Dewan Pakar: Dr. Ir. Burhanuddin Abdullah, MA

Ketua Umum: Letjen TNI (Purn) H. Prabowo Subianto
Ketua Harian: Laksdya TNI (Purn) Mekhlas Sidik, MPA
Wakil Ketua Harian: Widjono Hardjanto, SH
Wakil Ketua Umum: Fadli Zon.SS,M.Sc

Ketua Umum: Letjen TNI (Purn) H. Prabowo Subianto
Ketua Harian: Laksdya TNI (Purn) Mekhlas Sidik, MPA
Wakil Ketua Harian: Widjono Hardjanto, SH
Wakil Ketua Umum Bidang Politik Dalam Negeri, Hubungan Antar Partai dan Pemerintahan: Fadli Zon.SS,M.Sc
Wakil Ketua Umum Bidang Luar Negeri: Mayjen TNI (Purn) Yudi Magio Yusuf
Wakil Ketua Umum Bidang Pertananan & Keamanan Nasional: Mayjen TNI (Purn) Chaerawan Nusyirwan
Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia: Dr. Sumarjati Arjoso
Wakil Ketua Umum Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri: Murphy Hutagalung, MBA
Wakil Ketua Umum Bidang Pembangunan, Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan
Energi: Edhy Prabowo, MM., MBA
Wakil Ketua Umum Bidang Koperasi, UMKM dan Ekonomi Kreatif: Marwah Daud Ibrahim, Ph.D
Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi dan Keanggotaan: Widjono Hardjanto, SH
Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Massa: Ferry Joko Yuliantono, SE., AK.,
M.Si
Wakil Ketua Umum Bidang Ideologi: Rahmawati Soekarno Putri
Wakil Ketua Umum Bidang Kaderisasi dan Informasi Strategis: Sugiono
Wakil Ketua Umum Bidang Hukum dan Advokasi : Ir. Sufmi Dasko Ahmad, SH.,MH
Wakil Ketua Umum Bidang Pemuda dan Olahraga: Purnomo
Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani.

Topik:

  • Anata Siregar
  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya