Sejarah Gempa Dahsyat di Mentawai, Ratusan Orang Tewas pada 1797

Gempa merusak hingga tsunami kerap terjadi di Mentawai

Jakarta, IDN Times - Gempa magnitudo (M) 7,3 yang melanda Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, Selasa (5/4/2023) pukul 03.00 WIB menyebabkan gelombang tsunami kecil. Usai gempa pertama, setidaknya terjadi tujuh kali gempa susulan.

Hingga pukul 04.00 WIB, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Gefisika (BMKG) memonitor adanya tujuh aktivitas gempa susulan dengan magnitudo 4,6. Gempa ini tepatnya terjadi di Pulau Siberut dan Tanah Bala. BMKG menyebut gempa terjadi akibat aktivitas lempeng Indo-Australia. 

Berdasarkan pantauan di lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik.

Gempa dahsyat hingga menyebabkan gelombang tsunami tidak hanya kali ini saja, sejarah mencatat beberapa kali tsunami melanda Mentawai akibat gempa. Berikut sejarah singkat gempa di Mentawai yang menelan ratusan korban jiwa.

Baca Juga: Ada 835 Bencana di Indonesia dari Januari sampai April 2023

1. Sejarah gempa di Mentawai

Sejarah Gempa Dahsyat di Mentawai, Ratusan Orang Tewas pada 1797Ilustrasi Gempa. (IDN Times/Sukma Shakti)

Berdasarkan data BMKG, gempa berkekuatan besar di zona megathrust segmen Mentawai-Siberut bukan peristiwa baru. Sebab, gempa di zona itu sudah pernah terjadi ratusan tahun lalu, lebih tepatnya pada 10 Februari 1797.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan gempa yang terjadi saat itu berkekuatan magnitudo 8,5 hingga terjadi tsunami. Akibat bencana gempa dan disusul tsunami tersebut menewaskan lebih dari 300 orang.

"Tepatnya pada 10 Februari 1797 dan gempa ini berkekuatan magnitudo 8,5 saat itu, dan tsunami terjadi. Lebih dari 300 orang meninggal dunia," ujar dia, dalam Konferensi Pers secara daring, Selasa (25/4/2023).

Baca Juga: 26 April: Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Simak Fakta Uniknya

2. Gempa besar terakhir terjadi pada 1979, dan gempa signifikan mulai terjadi 2016

Sejarah Gempa Dahsyat di Mentawai, Ratusan Orang Tewas pada 1797Ilustrasi Gempa (IDN Times/Aditya Pratama)

BMKG juga mencatat, sejak gempa 1979, zona megathrust segmen Mentawai-Siberut memang terjadi kekosongan.

Daryono menjelaskan, catatan sejarah di zona tersebut, gempa besar terakhir terjadi pada 1.700-an. Kemudian gempa mulai terjadi lagi secara signifikan pada 2016, 2017, dan 2019.

Sehingga saat ini, zona yang menjadi titik gempa di Mentawai mendapat perhatian khusus dari para ahli.

3. Kejadian gempa bumi di Mentawai sejak 2010 hingga 2022

Sejarah Gempa Dahsyat di Mentawai, Ratusan Orang Tewas pada 1797Ilustrasi gempa bumi (IDN Times/Sukma Shakti)

Dikutip dari katalog Sejarah Kegempaan BMKG, kejadian gempabumi di sekitar wilayah Mentawai pernah terjadi gempa bumi yang membuat warga panik, merusak bangunan, hingga gelombang tsunami. Berikut catatan sejarahnya sejak 2010 hingga 2022:

1. Gempa bumi 25 Oktober 2010
Pada 25 Oktober 2010, pukul 21.42 WIB terjadi gempa bumi dengan kekuatan 
magnitudo 7,2 di Kepulauan Mentawai. Gempa berlangsung sekitar 30 detik. Gempa menyebabkan tsunami dengan ketinggian gelombang bervariasi antara 1 hingga 15 meter, yang menerjang kawasan Kepulauan Pagai-Mentawai. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, gempa dan tsunami Mentawai 2010 menelan lebih dari 400 korban jiwa dan 15 ribu warga harus mengungsi.

2. Gempa bumi 6 Juli 2013
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang Pulau Pagai, Kepulauan Mentawai, Sabtu, 6 Juli 2013 pukul 12.05 WIB. Gempa berlangsung selama 5 detik dan membuat warga berhamburan ke luar rumah. Gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami.

3. Gempa bumi 10 Juli 2013
Empat hari berselang, dua gempa bumi mengguncang Kepulauan Mentawai, pada 10 Juli 2013 dini hari. Gempa pertama berkekuatan 5,3 magnitudo terjadi pukul 00.04 WIB, disusul gempa berkekuatan 5,2 magnitudo 10 menit kemudian.

4. Gempa bumi 2 Maret 2016
Kepulauan Mentawai dan Sumatra Barat diguncang gempa bumi tektonik dengan
kekuatan 7,8 magnitudo pada Rabu, 2 Maret 2016, pukul 19.49 WIB. BMKG sempat
mengeluarkan peringatan tsunami, namun akhirnya ditarik pada pukul 22.32 WIB.
Gempa tidak menyebabkan korban jiwa, namun lebih dari 1.000 orang mengungsi.

5. Gempa bumi 1 September 2017
Gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo terjadi di Kepulauan Mentawai, Jumat, 1
September 2017 pada pukul 00.06 WIB. Pusat gempa terjadi di 80 kilometer timur laut Kepulauan Mentawai. Belasan rumah dan fasilitas umum di Sumatra Barat rusak, terutama di Kabupaten Agam. Kerusakan juga dialami di Kota Pariaman, di Kecamatan Malalak Selatan, Kecamatan Tanjung Mutiara dan beberapa daerah lain.

6. Gempa bumi 12 dan 13 Juni 2018
Dua hari berturut-turut, Kepulauan Mentawai dilanda gempa. Pertama, pada Selasa, 12 Juni 2018 gempa berkekuatan 5,5 magnitudo terjadi pada pukul 23.46. Esok harinya, gempa berkekuatan 5,9 magnitudo mengguncang pada pukul 06.08. Kedua gempa tidak menyebabkan tsunami.

7. Gempa bumi 29 Agustus 2022
Gempa bumi pada Senin, 29 Agustus 2022 pukul 10.29 WIB dengan
magnitudo 6,1. Gempa bumi tersebut didahului dua aktivitas gempa bumi
pendahuluan (foreshock), yaitu gempabumi pada 29 agustus 2022 pukul 00.04
WIB dengan magnitude 4.9 dan pukul 05.34 WIB dengan magnitude 5,8. Gempa ini menyebabkan sejumlah bangunan retak.

Baca Juga: BPNB Susun Strategi Antisipasi Dampak Bencana saat Momen Lebaran 2023

4. Warga mengungsi akibat gempa dini hari tadi

Sejarah Gempa Dahsyat di Mentawai, Ratusan Orang Tewas pada 1797Ilustrasi gempa (IDN Times/Arief Rahmat)

Warga Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, masih bertahan di pengungsian hingga pukul 08.30 WIB, Selasa (25/4/2023). Mereka mengungsi akibat gempa magnitudo 7,3 yang mengguncang wilayah itu pada Selasa dini hari tadi. 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai masih melakukan pendataan dan pemantauan di lapangan, khususnya pengungsian warga.

Abdul Muhari menjelaskan masyarakat di Desa Simalegi semuanya masih mengungsi. Sedangkan di kecamatan lain, seperti di Desa Sigapona, Siberut Barat, sebagian warganya masih mengungsi.

Demikian juga yang terjadi di Desa Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara, dan Kecamatan Siberut Barat, sebagian warga Mentawai juga masih mengungsi.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya