DPR RI Ingatkan Peran Tiongkok Bangun Perdamaian di Jalur Maritim
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tiongkok, IDN Times - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah merangkai ulang sejarah soal jalur maritim kuno dan misi agama yang telah menyatukan Tiongkok dan Nusantara. Hal ini disampaikannya di hadapan peserta 21st Century Maritime Silk Road International Expo 2018 di Guangzhou, Tiongkok, yang dihadiri 57 negara.
Mereka terdiri dari pemimpin pemerintahan dan pengusaha di negara jalur maritim dan jalur sutra yang diinisiasi Tiongkok.
1. Pidato Fahri Hamzah dipuji delegasi negara lain
“Pada masa lalu,” kata Fahri Hamzah, “Indonesia dan Nusantara telah terhubung melalui misi dagang dan misi agama. Bahkan ‘perantara’ penyebaran agama (Islam) dari Madinah ke Indonesia adalah Yunnan di Cina bagian selatan, tempat Laksamana Cheng Ho (Zheng He) lahir.” Selama ekspo berlangsung, delegasi bisnis Indonesia yang diwakili perusahaan-perusaaan besar dan menengah menempati anjungan tersendiri bersama Malaysia.
Editor’s picks
Soal pidatonya Fahri Hamzah mengatakan bahwa Indonesia menyuarakan lebih dari soal perdagangan, investasi dan keuntungan bisnis yang menjadi tema kegiatan.
“Indonesia percaya bahwa misi yang penuh perdamaian terbina pada masa lalu dapat menciptakan masa depan yang lebih indah, untuk kebaikan kemanusiaan,” tutup Fahri Hamzah dalam pidatonya yang dipuji delegasi negara lain.
2. Memperkuat jembatan pemikiran komunitas Islam dua negara
Ekspo maritim dan jalur sutra di Guangzhou, ibukota Provinsi Guangdong, adalah kegiatan tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 2015. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membangun komunikasi dan dialog antara pemerintah dan pelaku bisnis di sepanjang jalur maritim dan sutra. Pada tahun 2018 Expo mengambil tema pengembangan platform bersama untuk keterbukaan dan koperasi sebagai pendorong pembangunan bersama.
Delegasi DPR RI selama muhibah juga melakukan pertemuan dengan Asosiasi Muslim Tiongkok di Guangzhou untuk memperkuat jembatan pemikiran komunitas Islam dua negara. Muhibah berlangsung empat hari pada tanggal 23-26 Oktober 2018. Fahri Hamzah didampingi oleh Abdul Kadir Karding (FPKB), Mahfud Sidik (FPKS), Muhammad Toha (FPKB), A. Riza Patria (FGERINDRA) dan Zulfan Lindan (FNASDEM).