Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Calon Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS), Indroyono Soesilo ketika mengikuti fit and proper test di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat. (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir mengatakan sebanyak 24 calon duta besar Indonesia untuk negara sahabat yang telah mengikuti uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) dinyatakan sudah memenuhi syarat. Puluhan nama calon dubes itu, kata Adies, dianggap layak untuk mewakili Indonesia di negara sahabat.

"Pantauan kami pimpinan, di komisi I itu seluruhnya (calon dubes) telah memenuhi syarat untuk fit and proper test. Nama-nama itu sudah diterima untuk menjadi duta besar yang diusulkan oleh pemerintah," ujar Adies di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat pada Kamis (10/7/2025).

Proses selanjutnya yang akan dilakukan yaitu 24 nama calon dubes itu dikembalikan ke pemerintah dan segera bisa dilantik. Menurut Adies, sesuai tata tertib DPR, nama-nama mereka tak perlu dibawa ke rapat paripurna untuk disahkan.

Ia mengatakan saat ini daftar hasil fit and proper test sudah ada di meja Ketua DPR. Tetapi, dia belum bisa memastikan kapan hasilnya akan dikembalikan ke pemerintah.

"Kalau untuk duta besar itu sesuai tata tertibnya kan tidak perlu dibacakan di paripurna. Jadi, langsung dikirimkan pimpinan (ke pemerintah)," imbuhnya.

1. Semua calon dubes disebut datang dari 'kelas berat'

Mantan Duta Besar Indonesia untuk Argentina, Nurmala Kartini Sjahrir (www.instagram.com/@kartini_sjahrir)

Sementara, Wakil Ketua Komisi I DPR, Budi Djiwandono meminjam istilah Ketua Komisi I DPR untuk menggambarkan para calon dubes merupakan kelas berat atau heavy weight. Menurut Budi, para calon dubes tersebut memiliki latar belakang yang kuat, baik dari jalur karier diplomatik maupun pengalaman penugasan di luar negeri. Tetapi, mayoritas puluhan calon dubes itu tetap datang dari jalur karier diplomatik.

"Mereka semua antara punya pengalaman panjang di dunia diplomasi, melalui karier, atau pun sudah pernah ditempatkan bertugas sebagai duta besar di negara sahabat, atau pun mempunyai jaringan-jaringan yang kuat di negara-negara sahabat juga," kata politikus Partai Gerindra itu pada 7 Juli 2025 lalu.

2. Calon Dubes RI untuk Malaysia dipilih bukan karena pernah jadi anggota timses Prabowo

Mantan Ketua Asosiasi Polo PB Pordasi, Moh. Iman Kusumo yang diisukan jadi calon Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Malaysia. (www.instagram.com/@hascarya_iman_k)

Budi juga menyinggung mengenai rekam jejak calon Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Malaysia, yang dulu merupakan anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Sandiaga Uno pada 2019, Raden Dato Mohammad Iman Hascarya Kusumo. Ia merupakan calon duta besar yang tak memiliki pengalaman sebagai diplomat sebelumnya, meski begitu ia mengaku dekat dengan Prabowo.

Budi membantah pemilihan calon dubes untuk negara sahabat, lantaran pernah membantu ketika kampanye pemilu presiden (Pilpres).

"Kami melihat seluruh calon duta besar yang diajukan memiliki kapasitas, jam terbang, dan track record yang baik," ujar Budi.

Budi menyebut selama dua hari dilakukan uji kepatutan dan kelayakan di ruang rapat Komisi I DPR, pihaknya menilai calon dubes berdasarkan pengalaman serta kemampuan jaringan yang dimiliki untuk menjalankan tugas diplomatik.

"Selama dua hari kemarin, kami melihat melalui pengalaman-pengalaman mereka, jaringan-jaringan yang mereka miliki dan kemampuan untuk bertugas di mana," tutur keponakan Presiden Prabowo Subianto itu.

Budi menilai para calon dubes yang telah menjalani uji kepatutan dan kelayakan adalah sosok yang berkaliber tinggi. Mereka memiliki rekam jejak dan kapasitas yang mumpuni.

3. Sebanyak 20 persen dari 24 calon dubes berasal dari kalangan nondiplomat

Mantan Duta Besar Indonesia untuk Argentina, Nurmala Kartini Sjahrir (www.instagram.com/@kartini_sjahrir)

Berdasarkan daftar calon dubes yang hadir dalam uji kepatutan dan kelayakan selama dua hari, 20 persen dari mereka datang dari kalangan nondiplomat. Berikut daftar lengkapnya:

1.⁠ ⁠Abu Dhabi = Judha Nugraha

2.⁠ ⁠Alger = Yusron Ambary

3.⁠ ⁠Baku = Berlian Helmy

4.⁠ ⁠Bangkok = Hari Prabowo

5.⁠ ⁠Berlin = Abdul Kadir Jaelani

6.⁠ ⁠Brasilia= Andhika Chrisnayudhanto

7.⁠ ⁠Bratislava = Redianto Heru Nurchayo

8.⁠ ⁠Brussel = Andi Rachmianto

9.⁠ ⁠Damascus = Lukman Hakim

10.⁠ ⁠Den Haag= Laurentius Amrih Jinangkung

11.⁠ ⁠Dhaka = Listyowati

12.⁠ ⁠Doha = Syahda Guruh Langkah Samudera

13.⁠ ⁠Hanoi = Adam Mulawarman Tugio

14.⁠ ⁠Kairo = Kuncoro Giri Waseso

15.⁠ ⁠Kuala Lumpur = Raden Dato Mohammad Iman Hascarya Kusumo

16.⁠ ⁠Muscat = Andi Rahadian

17.⁠ ⁠Port Moresby = Okto Dorinus Manik

18.⁠ ⁠PTRI Jenewa = Sidharto Reza Suryodipuro

19.⁠ ⁠PTRI New York = Umar Hadi

20.⁠ ⁠Pyongyang = Mayjend (Purn) Gina Yoginda

21.⁠ ⁠Quito = Imam Ashari

22.⁠ ⁠Singapura = Letjen (Purn) Hotmangaraja Panjaitan

23.⁠ ⁠Tokyo = Nurmala Kartini Sjahrir

24. Washington DC = Dwisuryo Indroyono Soesilo

Editorial Team