Komisi I DPR: Kami Tak Lihat Calon Dubes Malaysia Eks Timses Prabowo

- Para calon dubes dinilai memiliki latar belakang kuat, baik dari jalur karier diplomatik maupun pengalaman penugasan di luar negeri.
- Salah seorang dubes mengakui tidak memiliki pengalaman sebagai seorang diplomat, tetapi yakin mampu mengemban tugas sebagai calon Dubes RI untuk Kerajaan Malaysia.
- Sebanyak 20 persen dari 24 calon dubes berasal dari kalangan nondiplomat.
Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Komisi I DPR, Budi Djiwandono, angkat bicara soal rekam jejak calon Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Malaysia, yang dulu merupakan anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Sandiaga Uno pada 2019.
Raden Dato Mohammad Iman Hascarya Kusumo merupakan calon duta besar yang tak memiliki pengalaman sebagai diplomat sebelumnya, meski begitu ia mengaku dekat dengan Prabowo.
Budi membantah pemilihan calon dubes untuk negara sahabat, lantaran pernah membantu ketika kampanye pemilu presiden (Pilpres).
"Kami melihat seluruh calon duta besar yang diajukan memiliki kapasitas, jam terbang, dan track record yang baik," ujar Budi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (7/7/2025).
Budi menyebut selama dua hari dilakukan uji kepatutan dan kelayakan di ruang rapat Komisi I DPR, pihaknya menilai calon dubes berdasarkan pengalaman serta kemampuan jaringan yang dimiliki untuk menjalankan tugas diplomatik.
"Selama dua hari kemarin, kami melihat melalui pengalaman-pengalaman mereka, jaringan-jaringan yang mereka miliki dan kemampuan untuk bertugas di mana," tutur keponakan Presiden Prabowo Subianto itu.
Budi menilai para calon dubes yang telah menjalani uji kepatutan dan kelayakan adalah sosok yang berkaliber tinggi. Mereka memiliki rekam jejak dan kapasitas yang mumpuni.
1. Semua calon dubes disebut datang dari 'kelas berat'

Lebih lanjut Budi meminjam istilah Ketua Komisi I DPR untuk menggambarkan para calon dubes merupakan kelas berat atau heavy weight. Menurut Budi, para calon dubes tersebut memiliki latar belakang yang kuat, baik dari jalur karier diplomatik maupun pengalaman penugasan di luar negeri.
"Mereka semua antara punya pengalaman panjang di dunia diplomasi, melalui karier, atau pun sudah pernah ditempatkan bertugas sebagai duta besar di negara sahabat, atau pun mempunyai jaringan-jaringan yang kuat di negara-negara sahabat juga," kata politikus Partai Gerindra itu.
2. Iman Kusumo akui tak punya pengalaman sebagai diplomat

Sementara, Raden Dato Mohammad Iman Hascarya Kusumo mengakui ia tak memiliki pengalaman sebelumnya sebagai seorang diplomat. Tetapi, ia yakin mampu mengemban tugas sebagai calon Dubes RI untuk Kerajaan Malaysia, karena sudah cukup lama tinggal di Negeri Jiran.
"Gak (berpengalaman jadi diplomat). Cuma saya pengalamannya tinggal di Malaysia cukup lama, dan menikah dengan orang Malaysia. Mungkin jalan saja ya seperti itu," kata Iman ketika tiba di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Minggu, 6 Juli 2025.
Iman pun membenarkan pada pemilu presiden, dirinya pernah menjadi bagian dari tim kampanye. Ia mengaku tidak hanya menjadi tim kampanye pada Pemilu 2019 saja, tetapi juga Pemilu 2024.
Saat ditanya soal keputusan Prabowo menugaskan sebagai calon Dubes RI di Malaysia, Iman meminta publik menunggu keputusan resmi. Dia pun mengaku memiliki banyak relasi di Negeri Jiran, dan siap mengembangkan hubungan bilateral kedua negara yang sudah terjalin baik selama ini.
"Jadi, memang relasi saya cukup banyak di Malaysia. Alhamdulillah, saya juga dekat dengan Pak Prabowo juga. Jadi, untuk menjaga hubungan yang sudah dibina baik dengan presiden, kami hanya melanjutkan dan memelihara," imbuhnya.
3. Sebanyak 20 persen dari 24 calon dubes berasal dari kalangan nondiplomat

Berdasarkan daftar calon dubes yang hadir dalam uji kepatutan dan kelayakan selama dua hari, 20 persen dari mereka datang dari kalangan nondiplomat. Berikut daftar lengkapnya:
1. Abu Dhabi = Judha Nugraha
2. Alger = Yusron Ambary
3. Baku = Berlian Helmy
4. Bangkok = Hari Prabowo
5. Berlin = Abdul Kadir Jaelani
6. Brasilia= Andhika Chrisnayudhanto
7. Bratislava = Redianto Heru Nurchayo
8. Brussel = Andi Rachmianto
9. Damascus = Lukman Hakim
10. Den Haag= Laurentius Amrih Jinangkung
11. Dhaka = Listyowati
12. Doha = Syahda Guruh Langkah Samudera
13. Hanoi = Adam Mulawarman Tugio
14. Kairo = Kuncoro Giri Waseso
15. Kuala Lumpur = Raden Dato Mohammad Iman Hascarya Kusumo
16. Muscat = Andi Rahadian
17. Port Moresby = Okto Dorinus Manik
18. PTRI Jenewa = Sidharto Reza Suryodipuro
19. PTRI New York = Umar Hadi
20. Pyongyang = Mayjend (Purn) Gina Yoginda
21. Quito = Imam Ashari
22. Singapura = Letjen (Purn) Hotmangaraja Panjaitan
23. Tokyo = Nurmala Kartini Sjahrir
24. Washington DC = Dwisuryo Indroyono Soesilo.