Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Sandera Israel Sempat Bawa Bendera Putih sebelum Dibunuh Tentara

bendera Israel (unsplash.com/Taylor Brandon)
bendera Israel (unsplash.com/Taylor Brandon)

Jakarta, IDN Times - Seorang pejabat militer Israel mengatakan tiga sandera Israel yang dibunuh secara tidak sengaja di Gaza oleh pasukannya sempat mengibarkan bendera putih. Yotam Haim, Alon Shamriz, dan Samer Al-Talalka, tewas ditembak oleh tentara Israel di Shejaiya, pinggiran timur Kota Gaza pada Jumat (15/12/2023).

Penyelidikan awal mengungkapkan bahwa seorang tentara melihat mereka muncul puluhan meter dari pasukan Israel, namun tentara tersebut mengira ketiganya merupakan anggota Hamas.

“Mereka semua tidak mengenakan baju dan memegang tongkat yang dibalut kain putih. Tentara tersebut merasa terancam dan melepaskan tembakan. Dia menyatakan bahwa mereka teroris. Mereka (pasukan Israel) melepaskan tembakan. Dua (sandera) tewas segera," kata pejabat itu kepada wartawan melalui telepon pada Sabtu (16/12/2023), dikutip Reuters.

Sandera ketiga terluka dan mundur ke gedung terdekat, di mana dia kemudian meminta bantuan dalam bahasa Ibrani.

“Komandan batalion segera mengeluarkan perintah gencatan senjata, tapi sekali lagi terjadi tembakan lagi ke arah angka ketiga dan dia juga tewas. Ini melanggar aturan keterlibatan kami,” tambahnya.

1. Warga Israel lakukan protes di markas militer Tel Aviv

Berita tentang tewasnya ketiga sandera memicu protes di luar markas pertahanan Israel di Tel Aviv pada Jumat malam. Mereka mendesak pemerintah untuk mencapai kesepakatan terkait pembebasan sandera yang tersisa.

Ruby Chen, yang putranya ditawan di Gaza, mengatakan setiap hari para keluarga selalu bertanya-tanya apakah merekalah yang akan menerima kabar buruk selanjutnya.

“Kita berada dalam semacam rolet Rusia. Pemerintah Israel perlu mengambil tindakan dan membawa kembali para sandera," ujar Chen.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut kematian ketiga sandera tersebut sebagai tragedi yang tak tertahankan.

“Bahkan pada malam yang sulit ini, kami akan membalut luka kami, mengambil pelajaran dan melanjutkan upaya terbaik untuk mengembalikan semua korban penculikan ke rumah dengan selamat,” katanya.

2. Israel harus membuat kesepakatan untuk membebaskan sandera yang tersisa

Pada Sabtu, sekitar 300 orang menghadiri pemakaman Al-Talalka, 25 tahun, di kampung halamannya di Hura, Israel selatan.

“Kami memiliki begitu banyak harapan, ekspektasi, bahwa dia akan kembali kepada kami,” kata sepupunya, Alaa Al-Talalka.

“Kami tidak akan mulai menuding siapa yang bersalah dan siapa yang tidak. Ini bukan waktunya. Keluarga hanya memikirkan bagaimana cara memulangkan para sandera hidup-hidup. Ini adalah waktu yang tepat untuk meminta perang diakhiri,” tambahnya.

Sementara itu, Hen Avigdori, yang istri dan putrinya termasuk di antara para sandera yang dibebaskan, mengatakan tidak ada cara militer yang dapat membawa para sandera kembali dengan selamat.

“Kesimpulan bagi setiap orang yang memiliki hati dan pikiran adalah sama: Israel harus memulai kesepakatan untuk membawa mereka kembali hidup-hidup dan bukan dalam peti mati,: tulisnya dalam sebuah postingan media sosial X.

3. Lebih dari 100 sandera masih berada di Gaza

Hingga saat ini, lebih dari 100 sandera masih berada di Gaza setelah mereka ditangkap pada 7 Oktober, ketika kelompok Hamas melakukan serangan di Israel Selatan. Pihak Tel Aviv mengatakan, 1.200 orang tewas dan 240 lainnya disandera dalam kejadian tersebut.

Lebih dari 100 sandera telah dibebaskan dalam kesepakatan yang dicapai pada akhir November, sementara lainnya dinyatakan meninggal oleh otoritas Israel.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, lebih dari 18.800 orang tewas dan 50 ribu lainnya terluka di wilayah tersebut akibat serangan besar-besaran yang dilakukan Israel selama dua bulan terakhir.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us