Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perancah (pexels.com/Min An)
ilustrasi perancah (pexels.com/Min An)

Intinya sih...

  • Banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan

  • Tiang-tiang kayu berserakan menutupi area gereja

  • Kurangnya regulasi keselamatan di Ethiopia menjadi pemicu utama runtuhnya perancah di gereja tersebut

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Setidaknya 36 orang meninggal dunia akibat perancah sementara di Gereja Menjar Shenkora Arerti Mariam, wilayah Amhara, Ethiopia, runtuh pada Rabu (1/10/2025). Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 07.45 waktu setempat di kota Arerti, sekitar 70 kilometer dari Addis Ababa.

Saat kejadian, jemaah tengah merayakan festival tahunan Santa Maria. Kepala Kepolisian Distrik, Ahmed Gebeyehu, menyampaikan informasi ini kepada media negara Fana.

“Jumlah korban meninggal telah mencapai 36 dan bisa bertambah lebih banyak lagi,” ucapnya, dilansir dari The Hindu.

Ia menambahkan lebih dari 200 orang terluka, dengan beberapa korban luka berat dilarikan ke rumah sakit di ibu kota untuk penanganan intensif.

1. Banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan

Pejabat setempat, Atnafu Abate, mengatakan kepada Ethiopian Broadcasting Corporation (EBC) bahwa sejumlah orang masih tertahan di bawah perancah yang runtuh.

Ia tidak merinci lebih lanjut mengenai kondisi para korban atau langkah penyelamatan yang dilakukan. Administrator lokal, Teshale Tilahun, menyebut bencana ini sebagai kehilangan besar bagi masyarakat.

“Ini adalah kehilangan tragis bagi masyarakat,” katanya, dikutip dari Al Jazeera.

Ia memperingatkan bahwa korban jiwa kemungkinan bertambah, sementara warga masih berjuang menghadapi trauma fisik maupun emosional dari tragedi ini.

2. Tiang-tiang kayu berserakan menutupi area gereja

Gambar yang diunggah di laman resmi EBC memperlihatkan tiang-tiang kayu yang runtuh menutupi area sekitar gereja. Dalam foto lain, bagian luar bangunan tampak dengan perancah yang berdiri tidak kokoh, dikelilingi kerumunan orang. Pemandangan itu menunjukkan betapa seriusnya dampak keruntuhan.

Situasi di lapangan mengindikasikan perancah yang digunakan jauh dari standar keamanan. Warga yang memadati puing-puing terlihat terpukul dengan kejadian ini. Foto-foto tersebut memperlihatkan suasana duka yang menyelimuti komunitas di Arerti.

3. Kurangnya regulasi keselamatan

Dilansir dari CBS News, dalam pernyataan yang disiarkan EBC, pemerintah menyampaikan belasungkawa sekaligus menekankan pentingnya aspek keamanan. Regulasi keselamatan di Ethiopia dinilai masih lemah, sehingga kecelakaan konstruksi kerap terjadi. Kurangnya pengawasan kemungkinan besar menjadi pemicu utama runtuhnya perancah di gereja tersebut.

Ethiopia merupakan negara kedua terpadat di Afrika dengan lebih dari 80 kelompok etnis. Negeri ini juga memiliki komunitas Kristen tertua di dunia, yang berakar sejak Kekaisaran Aksum menetapkan agama Kristen sebagai agama negara pada abad keempat. Festival Santa Maria pun memiliki makna penting dalam tradisi masyarakat setempat.

Tragedi di Gereja Menjar Shenkora Arerti Mariam membuka kembali persoalan minimnya standar keselamatan di Ethiopia. Rangkaian kecelakaan serupa menandakan lemahnya regulasi konstruksi di negara tersebut. Insiden ini mendorong munculnya seruan agar sistem keselamatan segera diperbaiki demi mencegah musibah serupa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team