Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Unhcr.com

Dhaka, IDN Times – Sebanyak 48.000 wanita diperkirakan bakal melahirkan di kamp pengungsi Rohingnya, tahun ini, sembilan bulan pascaserangan seksual militer Myanmar terhadap perempuan muslim Rohingnya yang menghebohkan pada tahun 2017 lalu. Para wanita yang dirudapaksa tersebut akan segera melahirkan dalam kondisi tanpa dukungan medis.

South China Morning Post (17/5/2018) melaporkan, petugas kemanusiaan sedang menjelajahi kamp pengungsi terbesar di dunia ini untuk mencari para korban perkosaan Rohingya yang hamil. Pasalnya, para wanita Rohingnya korban kekerasan seksual militer Myanmar ini sebagian besar menyembunyikan kehamilan mereka.

Alasan mereka bisa bermacam-macam seperti malu, takut bayi yang mereka lahirkan bakal ditinggalkan, hingga pikiran ibu baru bisa meninggal tanpa perawatan, beberapa minggu setelah melahirkan.

1. Membujuk korban

Duta Goodwill UNHCR Kristin Davis saat bertemu pengungsi Rohingya di Bangladesh, beberapa waktu lalu | Unhcr.com

Salah seorang pengungsi Rohingya, Tosminara, telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk membujuk para wanita ini keluar dari bayang-bayang sekaligus menjanjikan kerahasiaan kepada mereka.

“Kami memberi tahu mereka kata sandi yang dapat mereka gunakan ketika mereka tiba di rumah sakit atau pos kesehatan. Penjaga kemudian mengirim wanita itu langsung ke tempat yang tepat,” cetus Tosminara.

“Mereka pemalu. Terkadang mereka takut untuk mengaku.”

2. Enggan mengaku karena malu

Editorial Team

Tonton lebih seru di