Aljazair Resmi Mulai Vaksinasi, Siap Bagi Stok dengan Tunisia

Kedua negara sama-sama gunakan vaksin Sputnik V asal Rusia

Aljir, IDN Times - Aljazair resmi memulai vaksinasi pada Sabtu (30/1/2021) kemarin. Program tersebut langsung dimulai setelah 50 ribu dosis vaksin Sputnik V buatan Rusia tiba di ibu kota Aljir sehari sebelumnya.

Dilansir oleh Reuters, Provinsi Bilda (40 kilometer barat daya Aljir) dipilih sebagai tempat pertama memulai vaksinasi. Bilda sendiri merupakan tempat asal kasus COVID-19 pertama di Aljazair yang dilaporkan pada Maret tahun lalu. Petugas kesehatan, orang dengan riwayat penyakit kronis dan lansia jadi prioritas utama vaksinasi nasional tahap pertama.

Sementara itu, Menteri Komunikasi Ammar Belhimer menyebut pesanan vaksin buatan AstraZeneca-Oxford juga tiba pada Minggu (31/1/2021) waktu setempat. Namun tidak dijelaskan secara rinci berapa jumlah dosis yang datang.

1. Kekhawatiran rakyat membesar, terutama sejak Presiden Abdelmadjid Tebboune kembali jalani perawatan

Aljazair Resmi Mulai Vaksinasi, Siap Bagi Stok dengan TunisiaPresiden Aljazair, Abdelmadjid Tebboune, saat berbicara di hadapan menteri dalam sebuah rapat pada September 2020, (Facebook.com/Algerian Presidency(

Dimulainya program vaksinasi dipercaya demi meredakan kritik kepada pemerintah Aljazair. Associated Press melaporkan bahwa warga sempat frustrasi lantaran rencana tersebut mengalami penundaan berulang kali.

Rasa khawatir juga berkembang sebab Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune kembali ke Jerman pada 10 Januari silam untuk pengecekan kesehatan. Dilansir Ecofin Agency, tim dokter menyebut ini merupakan jadwal rutin sosok 75 tahun Iitu. Tebboune sendiri sempat terinfeksi virus corona tahun lalu. Terbang ke Jerman untuk jalani perawatan intensif pada 28 Oktober 2020, ia baru kembali ke Aljazair pada 29 Desember 2020.

Menurut Center for Systems Science and Engineering (CSSE) Johns Hopkins University, per Minggu 31 Januari 2021, total kasus COVID-19 di Aljazair telah mencapai 107.122 kasus. Jumlah korban jiwa sendiri yakni 2.888 orang.

2. Menteri Luar Negeri Tunisia, Othman Jerandi, mengonfirmasi Aljazair akan membagi stok vaksinnya dengan mereka

Aljazair Resmi Mulai Vaksinasi, Siap Bagi Stok dengan TunisiaMenteri Luar Negeri Tunisia, Othman Jerandi, saat mengikuti sidang umum virtual PBB pada September 2020. (Facebook.com/TunisieDiplo)

Di sisi lain Aljazair tetap mengutamakan kemitraan dengan negara tetangga terdekatnya, Tunisia. Menteri Luar Negeri Tunisia, Othman Jerandi, pada Kamis (28/1/2021) silam mengonfirmasi bahwa pemerintah Aljazair siap membagi persediaan vaksinnya dengan mereka.

"Saya telah menelepon Menteri Luar Negeri Aljazair (Sabri Boukadoum) tentang kemungkinan menerima bantuan vaksin dari Aljazair. Ia menanggapi secara positif dan mengatakan bahwa mereka belum menerima pesanan vaksin. Namun begitu vaksin tiba, mereka akan membaginya dengan kita," ungkap Jerandi, seperti dikutip dari Africanews.

Meski belum dikonfirmasi oleh pemerintah Aljazair, agaknya langkah ini adalah komitmen solidaritas terbaru dengan Tunisia. Sebelumnya pada Februari 2020, Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune mengumumkan setoran 150 juta US$ (Rp2,1 triliun) ke Bank Sentral Tunisia.

Baca Juga: Prancis Tolak Minta Maaf Terkait Kejahatan saat Penjajahan Aljazair

3. Pemerintah Tunisia resmi mendaftarkan Sputnik V sebagai vaksin yang akan digunakan secara nasional

Aljazair Resmi Mulai Vaksinasi, Siap Bagi Stok dengan TunisiaVaksin COVID-19 bernama Sputnik V yang dikembangkan oleh Gamaleya National Center, Rusia. (SputnikVaccine.com)

Sama dengan Aljazair, Tunisia juga secara resmi mendaftarkan Sputnik V sebagai vaksin yang akan digunakan secara nasional. Ini dikonfirmasi langsung oleh pihak Russian Direct Investment Fund (RDIF) pada Sabtu (30/1/2021) malam.

Hingga saat ini, vaksin Sputnik V telah terdaftar sebagai vaksin nasional di berbagai negara. Selain Tunisia dan Aljazair ada pula Rusia, Belarusia, Argentina, Bolivia, Serbia, Palestina, Venezuela, Paraguay, Turkmenistan, Hongaria, Uni Emirat Arab, Iran serta Republik Guinea.

Dalam data Center for Systems Science and Engineering (CSSE) Johns Hopkins University hingga Minggu 31 Januari 2021, terdapat 207.648 kasus di Tunisia. Sementara korban jiwa di negara yang dipimpin Perdana Menteri Hichem Mechichi itu yakni 6.680 orang.

Baca Juga: Unggah Postingan Satir, Pemrotes Hirak di Aljazair Dihukum

Achmad Hidayat Alsair Photo Verified Writer Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya