Kontrovesi Trump Sebut Tempat Asal Para Imigran Dari 'Negara Sampah'

Pernyataan kasar tersebut diutarakannya dalam rapat dengan anggota Parlemen AS

Amerika Serikat, IDN Times - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengungkapkan frustrasi atas gelombang imigran yang terus berdatangan ke negaranya dengan kata-kata bernada kasar.

Satu sumber tepercaya CNN di Gedung Putih mengatakan bahwa dalam rapat pada hari Kamis (11/1/2018) dengan anggota parlemen, Trump disebutkan bertanya "Mengapa kita menginginkan semua orang dari ‘negara-negara sampah’ itu untuk datang ke sini?"

Agenda rapat itu sendiri untuk membahas masalah orang-orang yang telah habis masa perlindungan sementaranya (Temporary Protected Status, TPS) dan rencana baru skema pemberian visa terhadap para imigran yang telah mengirim berkasnya.

Lebih jauh, Trump menginginkan pengurangan imigran yang berasal dari Haiti dan Afrika untuk masuk AS dan ingin menambah jumlah orang dari negara-negara seperti Norwegia.

Trump sendiri sedang merekam sebuah pesan untuk Hari Martin Luther King Jr saat berita ini tersebar. Alhasil Trump meminta kepada para pembantunya untuk membantah segala spekulasi negatif dengan mengatakan pernyataannya, yang beredar hanya penggalan dari sebuah pernyataan utuh.

1. Selama ini Trump memang selalu dianggap sebagai presiden rasis yang cenderung tidak peka terhadap gelombang konflik rasial di negaranya

Kontrovesi Trump Sebut Tempat Asal Para Imigran Dari 'Negara Sampah'The Sun

The Washington Post, selaku media yang pertama kali melaporkan komentar Trump di rapat tersebut, melansir bahwa kata-kata kasar keluar dari mulut sang Presiden AS "mengejutkan" anggota parlemen yang hadir.

Saat ditanya tentang kabar tersebut, juru bicara Gedung Putih Raj Shah tidak menyangkal pernyataan kasar yang dilontarkan Trump. Raj malah mengatakan bahwa Trump "berjuang untuk solusi permanen yang membuat negara kami lebih kuat dengan menyambut mereka yang dapat berkontribusi pada masyarakat kita, menumbuhkan ekonomi kami dan berasimilasi ke dalam negara kami yang besar."

Pemerintahan Trump akhir tahun lalu mengumumkan akan mencabut status TPS dari puluhan ribu imigran Haiti. Selanjutnya, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS pada hari Senin (8/1/2018) lalu mengumumkan akan mencabut status TPS dari imigran asal El Salvador yang berjumlah hampir 200 ribu orang.

2. Ternyata, pernyataan tersebut tidak terlalu mengejutkan para staf Gedung Putih yang sudah familiar dengan perangai Trump

Kontrovesi Trump Sebut Tempat Asal Para Imigran Dari 'Negara Sampah'New York Magazine

Seorang penjabat Gedung Putih mengatakan kepada bahwa ucapan kasar tersebut lebih bisa diterima oleh orang dalam Gedung Putih dibanding pihak luar. Hal itu tak lepas dari tindak-tanduk dan perangai sang Presiden yang sudah diketahui oleh para staf.

Satu 'kemarahan' Trump adalah ketika dirinya mengecam habis-habisan protes pemain liga American Football NFL atas masalah rasial dengan cara berlutut saat lagu kebangsaan AS “The Star-Spangled Banner” dikumandangkan.

Dilansir oleh BBC, kontan saja kabar tersebut mengundang kecaman. Elia Cummings, seorang anggota parlemen dari Partai Demokrat negara bagian Maryland, menulis di Twitter : "Saya mengutuk pernyataan tak termaafkan ini dan hal ini merendahkan jabatan kepresidenan."

Anggota parlemen Partai Demokrat dari etnis Afrika-Amerika lainnya, Cedric Richmond, mengatakan bahwa ini "adalah bukti lebih lanjut kalau agenda Make America Great Again-nya sebenarnya adalah samaran dari Make America White Again".

3. Ini juga bukan pertama kalinya Trump menyebut negara asal para imigran yang memasuki AS dengan istilah kasar

Kontrovesi Trump Sebut Tempat Asal Para Imigran Dari 'Negara Sampah'The Atlantic

Mia Love, seorang anggota parlemen Partai Republik asal negara bagian Utah dan satu-satunya warga Haiti-Amerika di Parlemen, meminta Trump untuk meminta maaf atas komentar "tidak baik, memecah belah, dan bersifat elitis" tersebut.

Asosiasi Nasional untuk Kemajuan Orang Berwarna (National Association for the Advancement of Colored People, NAACP) menuduh presiden sudah jatuh "terlalu dalam ke perangkap prasangka rasisme dan xenofobia".

Ini bukan pertama kalinya bagi Gedung Putih sejak Trump menjabat sebagai orang nomor satu AS. Pada bulan Desember lalu, Trump diberitakan pernah mengatakan dalam sebuah rapat bulan Juni 2017 bahwa orang-orang yang berasal dari Haiti "semuanya menderita AIDS", imigran Nigeria tidak akan pernah "kembali ke gubuk mereka" di Afrika dan Afghanistan adalah tempat berlindung teroris.

Achmad Hidayat Alsair Photo Verified Writer Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya