Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi aplikasi TikTok (pexels.com/Solen Feyissa)
ilustrasi aplikasi TikTok (pexels.com/Solen Feyissa)

Intinya sih...

  • Algoritma TikTok akan dikendalikan oleh AS untuk mengamankan data pengguna di dalam negeri.

  • Pada awal 2025, TikTok hampir dilarang di AS sebelum Trump menunda larangan tersebut.

  • China belum memberi konfirmasi resmi terkait persetujuan akhir kesepakatan TikTok dengan AS.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Gedung Putih mengumumkan bahwa kesepakatan antara Amerika Serikat (AS) dan China terkait aplikasi TikTok akhirnya tercapai pada Sabtu (20/9/2025). Platform milik perusahaan China, ByteDance, itu akan beroperasi di AS dengan kendali domestik yang lebih kuat. Enam dari tujuh kursi dewan pengelola TikTok di AS akan diisi oleh warga Amerika.

Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyebut kesepakatan ini vital bagi keamanan nasional.

“Kesepakatan ini mengutamakan Amerika,” ujarnya kepada Fox News dalam acara Saturday in America, dilansir dari NBC News.

Langkah ini menegaskan upaya AS untuk mengendalikan penuh operasional platform global tersebut. Perjanjian juga memastikan mayoritas kepemilikan TikTok di AS berada di tangan warga Amerika. Oracle, raksasa teknologi asal AS, akan menangani manajemen data dan privasi, termasuk kendali algoritma. Hal ini dipandang penting untuk menjamin keamanan data pengguna di dalam negeri.

1. Kendali algoritma jadi fokus utama kesepakatan

ilustrasi kesepakatan kerjasama (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Salah satu poin krusial dalam kesepakatan adalah pengendalian algoritma TikTok oleh AS. Algoritma yang menentukan konten di aplikasi itu dianggap sensitif karena dikhawatirkan bisa dipengaruhi oleh pemerintah China. TikTok sendiri memiliki lebih dari 170 juta pengguna di AS, sehingga pengawasan konten menjadi perhatian besar.

Upaya mengamankan TikTok sudah lama menjadi prioritas pemerintahan Trump. Kekhawatiran utama adalah kemungkinan ByteDance membagikan data pengguna kepada pemerintah China. Departemen Kehakiman AS sebelumnya menilai akses TikTok terhadap data warga AS sebagai ancaman serius dengan skala yang sangat besar.

2. TikTok sempat dilarang di AS

ilustrasi undang-undang AS (pexels.com/Tara Winstead)

Dilansir dari BBC, awal 2025, TikTok sempat dilarang sementara di AS setelah undang-undang bipartisan 2024 yang ditandatangani Presiden saat itu, Joe Biden. Regulasi itu mengharuskan aplikasi dijual ke perusahaan AS agar bisa terus beroperasi.

Namun, Trump yang kembali menjabat sebagai presiden segera menunda larangan tersebut lewat perintah eksekutif. Ia memberi tambahan waktu hingga Desember 2025 agar negosiasi dapat berlangsung lebih lama. Keputusan ini membuka jalan bagi tercapainya kesepakatan baru.

3. China belum menanggapi pernyataan AS

ilustrasi aplikasi TikTok (pexels.com/BM Amaro)

Sehari sebelum kesepakatan diumumkan, Trump mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan Presiden China, Xi Jinping. Ia menyampaikan bahwa hubungan mereka berlangsung baik dan menambahkan bahwa investor yang terlibat adalah tokoh berpengaruh di dunia finansial. Trump juga menyebut China ingin agar TikTok tetap beroperasi dan menilai proses negosiasi berjalan positif.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan China menilai pembahasan mengenai TikTok sebagai urusan komersial yang harus sejalan dengan hukum domestik. Kantor berita resmi Xinhua melaporkan bahwa Xi menyambut baik jalannya negosiasi terkait aplikasi tersebut.

Meski begitu, China belum memberi konfirmasi resmi mengenai persetujuan akhir. Trump juga menyinggung pengaruh TikTok dalam politik domestik. Ia mengakui bahwa basis pengguna muda aplikasi itu membantu kemenangannya di Pilpres 2024.

“Saya bukan penggemar TikTok, lalu saya menggunakannya, dan saya menjadi penggemar, dan itu membantu saya memenangkan pemilu dengan kemenangan telak,” katanya.

Kesepakatan ini masih menunggu tanda tangan resmi, namun diperkirakan akan segera dirampungkan dalam beberapa hari ke depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team