Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Gandeng Taipan Media Murdoch dan Dell Selamatkan TikTok AS

Presiden AS, Donald Trump. ( The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)
Presiden AS, Donald Trump. ( The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Presiden Donald Trump mengumumkan keterlibatan sejumlah taipan bisnis dalam kesepakatan untuk mengambil alih operasional TikTok di Amerika Serikat (AS). Pengumuman ini disampaikan Trump dalam sebuah wawancara di program Fox News "The Sunday Briefing" pada Minggu (21/9/2025).

Kesepakatan ini bertujuan agar TikTok tetap bisa beroperasi di AS dengan mentransfer asetnya dari perusahaan induk China, ByteDance, ke pemilik baru dari Amerika.

Tokoh-tokoh yang terlibat antara lain pebisnis media Lachlan dan Rupert Murdoch, pendiri Dell Technologies Michael Dell, serta salah satu pendiri Oracle, Larry Ellison. Trump memuji para investor tersebut sebagai sosok terkemuka yang akan menjalankan tugasnya dengan baik.

“Mereka juga patriot Amerika, Anda tahu, mereka mencintai negara ini. Saya pikir mereka akan melakukan pekerjaan dengan sangat baik,” kata Trump, dilansir ABC News.

1. Rencana struktur kepemilikan baru TikTok AS

Berdasarkan proposal kesepakatan, aset TikTok di AS akan mayoritas dimiliki oleh para investor Amerika. Sementara itu, perusahaan induk asal China, ByteDance, hanya akan memegang saham minoritas. Kepemilikan saham ByteDance dalam perusahaan patungan baru yang akan mengelola TikTok AS berada di bawah 20 persen.

Struktur kepemimpinan perusahaan baru ini juga akan didominasi oleh pihak Amerika. Nantinya, dewan direksi akan terdiri dari tujuh anggota, di mana enam dari tujuh kursi dewan tersebut akan diisi oleh warga negara AS. Keterlibatan keluarga Murdoch dalam investasi ini akan dilakukan melalui Fox Corporation, bukan sebagai individu, dilansir Strait Times.

Perusahaan teknologi Oracle milik Larry Ellison akan bertanggung jawab untuk menjaga keamanan serta privasi data dari 170 juta pengguna aplikasi di Amerika. Sebenarnya, Oracle telah menjadi penyedia layanan hosting untuk data pengguna TikTok AS sejak 2020.

Salah satu poin penting lain dalam negosiasi adalah bahwa AS akan memegang kendali atas algoritma aplikasi TikTok di negaranya. Hal ini bertujuan untuk menjawab kekhawatiran keamanan nasional yang menjadi dasar dari tuntutan penjualan ini, dilansir CNBC.

2. Murdoch dan Ellison dekat dengan pemerintahan Trump

Penunjukan nama-nama besar seperti Murdoch dan Ellison, yang dikenal sebagai donatur Partai Republik dan berpandangan konservatif, menjadi sorotan. Keterlibatan mereka dapat memberikan pengaruh politik bagi sekutu Trump di sebuah platform media sosial yang sangat populer dan membentuk wacana publik. Investasi ini juga dinilai dapat menguntungkan Fox Corp yang sedang berekspansi ke media digital.

Menariknya, hubungan Trump dengan keluarga Murdoch tidak selalu mulus. Pada bulan Juli, Trump mengajukan gugatan pencemaran nama baik terhadap Rupert Murdoch dan salah satu surat kabarnya, The Wall Street Journal, terkait laporan mengenai hubungan Trump dengan mendiang pelaku kejahatan seksual, Jeffrey Epstein.

Kesepakatan TikTok ini bukan satu-satunya intervensi bisnis yang tidak biasa oleh pemerintahan Trump. Sebelumnya, pemerintahannya juga mengambil 10 persen saham di perusahaan cip Intel Corp, serta mengizinkan raksasa cip AI Nvidia untuk menjual produknya ke China dengan imbalan menerima 15 persen dari hasil penjualan tersebut.

Langkah-langkah intervensi ini telah menuai kritik dari berbagai kalangan, termasuk beberapa pemimpin bisnis dan anggota parlemen dari Partai Republik. Para kritikus menilai tindakan tersebut sebagai penyimpangan besar dari norma kapitalisme Amerika. Mereka khawatir hal ini berisiko merusak daya saing ekonomi AS dalam jangka panjang.

3. Latar belakang penjualan Tiktok AS

logo TikTok. (unsplash.com/Solen Feyissa)
logo TikTok. (unsplash.com/Solen Feyissa)

Kesepakatan ini berawal dari undang-undang AS yang disahkan pada April 2024, yang mewajibkan ByteDance untuk menjual aset TikTok di AS sebelum Januari 2025 atau menghadapi pemblokiran total. Aturan ini lahir dari kekhawatiran bahwa pemerintah China dapat mengakses data pengguna AS atau memanipulasi konten yang dilihat oleh warga Amerika.

Meskipun demikian, pemerintahan Trump menolak untuk memberlakukan larangan total dan memilih jalur negosiasi dengan China. Trump bahkan mengaku telah melakukan panggilan telepon yang produktif dengan Presiden China Xi Jinping untuk memfinalisasi kesepakatan tersebut.

Di sisi lain, pihak China memberikan pernyataan yang lebih hati-hati melalui media pemerintahnya, mengindikasikan bahwa negosiasi masih berjalan.

"Kami berharap pihak AS akan menyediakan lingkungan bisnis yang terbuka, adil, dan tidak diskriminatif bagi perusahaan-perusahaan China yang berinvestasi di Amerika Serikat," bunyi pernyataan dari kantor berita pemerintah China, Xinhua.

Trump sendiri mengakui bahwa ia sedikit berprasangka baik terhadap TikTok karena ia merasa aplikasi tersebut membantunya terhubung dengan pemilih muda dalam pemilu 2024. Trump mengungkap, mendiang aktivis konservatif Charlie Kirk adalah orang yang mendorongnya untuk memanfaatkan aplikasi tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Tingkatkan Layanan, PGN Gagas Bangun Mother Station CNG di Medan

22 Sep 2025, 12:11 WIBBusiness