Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
middleeastmonitor.com
middleeastmonitor.com

Amerika Serikat, IDN Times - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump telah menandatangani sebuah perintah eksekutif agar fasilitas penjara militer Teluk Guantanamo, Kuba, tetap dibuka. Trump mengumumkan langkah tersebut dalam pidato kenegaraan tahunan di gedung parlemen Capitol Hill, Washington DC, pada hari Selasa (30/1/2018) malam waktu setempat.

Keputusan tersebut dengan serta merta membatalkan niat mantan presiden sebelumnya, Barack Obama, yang ingin agar penjara penuh kontroversi tersebut ditutup "sesegera mungkin".

Fasilitas rahasia itu telah digunakan sejak serangan 11 September untuk menahan orang-orang yang AS anggap sebagai "pejuang musuh". Kini hanya tersisa 41 tahanan di sana setelah ratusan orang dipindahkan keluar dari fasilitas tersebut di era Obama.

1. Guantanamo selama ini dikenal sebagai fasilitas penjara di mana para tahanannya diberitakan mengalami berbagai macam pelanggaran HAM

CBC.ca

Dilansir oleh CNN, Gedung Putih mengonfirmasi bahwa perintah tersebut disahkan untuk membatalkan penutupan Guantanamo dengan alasan keamanan. Mereka juga menegaskan hak pemerintah AS untuk menahan terduga dan pelaku teror jika diperlukan.

"Teroris bukan hanya penjahat, mereka adalah pejuang musuh yang tidak sah. Dan saat ditangkap di luar negeri, mereka harus diperlakukan seperti teroris," kata Trump dalam pidatonya

"Di masa lalu, kita dengan bodohnya telah membebaskan ratusan teroris berbahaya dan pada akhirnya kita kembali bertemu dengan mereka di medan perang," tambahnya. Trump menyinggung ulah Abu Bakr al-Baghdadi, mantan tahanan Guantanamo, yang membentuk ISIS setelah dibebaskan.

"Saya telah meminta Kongres untuk memastikan bahwa dalam perang melawan ISIS dan Al Qaeda, kami terus memiliki kemampuan yang diperlukan untuk menahan teroris dimanapun kita mengejar mereka, dimanapun kita menemukannya. Dan dalam banyak kasus, mereka akan segera mendekam di Guantánamo," kata Trump.

2. Obama sudah pernah mengeluarkan perintah penutupan Guantanamo pada tahun 2016, jelang masa jabatannya sebagai presiden berakhir

bigthink.com

Perintah yang diberikan kepada Menteri Pertahanan AS, James Mattis, itu juga menjamin penahanan di Guantanamo "legal, aman, manusiawi, dan dilakukan sesuai dengan hukum Amerika Serikat dan internasional."

Tahanan-tahanan awal dikirim ke Guantanamo pada bulan Januari 2002, dan total ada 700 orang yang pernah atau sedang ditahan di sana. Banyak dari mereka yang sebenarnya tidak bersalah atau dipenjara tanpa keputusan pengadilan.

Sejak dibuka, kecaman datang dari berbagai kelompok pegiat hak asasi manusia, yang melaporkan telah terjadi penyiksaan tahanan dan pelanggaran HAM di dalam penjara Guantanamo.

Pemerintahan Obama sendiri pada tahun 2009 telah mengeluarkan perintah untuk menutup lokasi tersebut dalam waktu setahun. Namun perintah itu menghadapi pembatasan ketat dari parlemen dan tenggat waktunya diubah menjadi delapan tahun.

3. Demi mewujudkan janji kampanyenya, Trump menganulir perintah Obama menutup Guantanamo. Fasilitas militer AS di Kuba itu dinyatakan tetap terbuka

RT.com

Dilaporkan oleh BBC, pembatalan kebijakan tersebut sebenarnya sudah dicanangkan oleh Trump dalam janji kampanyenya. Pada tahun 2016 dia ingin Guantanamo "diisi oleh para orang-orang jahat".

Ketika resmi terpilih sebagai presiden, dia sempat menulis di Twitter bahwa belum ada kejelasan lebih lanjut tentang rencananya itu. Barulah pada November 2017 dia mengatakan akan mengirim pelaku penyerangan menggunakan truk di Manhattan, New York, yang menewaskan delapan orang ke Guantanamo.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team