TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

COVID-19: Thailand Kembali Catat Rekor Kematian Tertinggi

Dibayangi masalah menipisnya daya tampung rumah sakit

Salah satu tenaga kesehatan di Kepulauan Phuket, Thailand, sedang melakukan tes usap kepada penduduk setempat. (Facebook.com/PR Thai Government)

Bangkok, IDN Times - Angka kasus COVID-19 di Thailand kian mengkhawatirkan. Dilansir Reuters, Kementerian Kesehatan pada Minggu (2/5/2021) melaporkan penambahan 1.940 kasus infeksi baru selama 24 jam terakhir. Kematian akibat virus SARS-CoV-2 pun tetap berada di angka 21 selama dua hari berturut-turut.

Kematian per hari yang mencapai 21 jiwa adalah rekor tertinggi yang dicatat oleh pemerintah setempat, sejak kasus pertama diumumkan pada 13 Januari 2020.

Dengan 1.940 kasus harian baru dan gelombang ketiga pandemi, maka total infeksi di Negeri Gajah Putih mencapai 68.984. Sedang jumlah pasien COVID-19 yang meninggal dunia mencapai 245 orang --tertinggi kelima di Asia Tenggara-- atau hanya 0,35 persen dari seluruh kasus.

1. Otoritas kesehatan Thailand sedang hadapi potensi menipisnya jumlah ranjang rumah sakit

Kondisi Bangkok Arena Stadium yang diubah menjadi fasilitas khusus perawatan pasien COVID-19 oleh pemerintah Thailand. (Facebook.com/PR Thai Government)

Seiring dengan meroketnya jumlah infeksi, sejumlah pihak mulai mengkhawatirkan kemampuan rumah sakit untuk menampung pasien. Departemen Pelayanan Medis menyebut bahwa ada lebih dari 44 ribu ranjang pasien di seluruh Thailand. Namun lebih dari setengahnya berada di rumah sakit sementara dan hotel, di saat milik rumah sakit sebagian besar sudah dipakai.

Dilansir Channel News Asia pada Selasa lalu (27/4/2021), Wakil Direkrut Departemen Pelayanan Medis Nattapong Wongwiwat menyebut ada dua jenis kamar yang biasa dipakai merawat pasien dengan gejala parah. Yakni ruang isolasi infeksi penularan lewat udara (AIIR) --dilengkapi alat intubasi-- serta yang telah dimodifikasi. Namun keduanya sudah ditempati antara 70 hingga 80 persen.

"Sejujurnya, kami menghadapi situasi yang mepet di mana kami tidak punya banyak ruang tersisa untuk pasien baru, kecuali jika diatur dengan baik," ungkap Wongwiwat dalam sesi jumpa pers. "Kami tidak bisa menerima seluruh pasien dan inilah kenapa kami perlu mengelolanya dengan mempersiapkan ranjang rawat," sambungnya.

Baca Juga: KTT ASEAN Bahas Myanmar Digelar 24 April, PM Thailand Tidak Hadir 

2. Vaksinasi sudah dimulai sejak akhir Ferbruari dan targetkan 19 juta penduduk di tahap pertama

Ilustrasi satu botol dosis vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca yang akan digunakan. (Wikimedia Commons)

Berbicara progres vaksinasi, Thailand baru menyuntik lebih dari 1 juta orang, dengan 381 ribu di antaranya sudah mendapat dosis lengkap. Dimulai pada 28 Februari lalu, pemerintahan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha menargetkan 19 juta penduduk mengikuti program ini, atau sekitar 28 persen dari total populasi di tahap pertama.

Pada fase awal, penerima vaksin adalah para tenaga kesehatan dan orang-orang dari kelompok rentan seperti orang tua dan mereka yang punya penyakit penyerta.

Thai PBS World pada Jumat kemarin (1/5/2021) melaporkan bahwa pemerintah telah membuka pendaftaran vaksinasi untuk penduduk biasa. Ada 11,7 juta orang tua berusia di atas 60 tahun yang jadi sasaran utama. Mereka direncanakan menerima dosis vaksin mulai dari pekan pertama hingga keempat bulan Juli.

Baca Juga: Ribuan Warga Myanmar Melarikan Diri ke Perbatasan Thailand

Verified Writer

Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya