[Foto] Kondisi Terakhir Desa Rohingya yang Dihancurkan di Mynmar
Foto-foto ini diambil dari satelit
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Maungdaw IDN Times - Pemerintah Myanmar menggunakan buldoser untuk menghancurkan puluhan desa di negara bagian Rakhine dalam sebuah operasi besar, yang menurut kelompok hak asasi manusia, untuk menghapus bukti kekejaman mereka terhadap minoritas Muslim Rohingya.
The Guardian melaporkan bahwa dalam gambar satelit yang dirilis oleh DigitalGlobe yang berbasis di Colorado pada hari Jumat (23/2/2018), terlihat bahwa desa-desa dan dusun yang ditinggalkan ternyata diratakan hingga tak tersisa oleh pihak berwenang dalam beberapa pekan terakhir.
Desa-desa yang menjadi tempat tinggal etnis Rohingya dibakar pasca terjadi kekerasan pada Agustus tahun lalu, ketika sebuah operasi militer melawan gerilyawan ARSA membuat 700 ribu orang Rohingya terpaksa mengungsi ke Bangladesh.
Di sisi lain pemerintah Myanmar mengklaim bahwa mereka berusaha membangun kembali wilayah yang hancur. Operasi “rehabilitasi” tersebut sebenarnya menimbulkan kekhawatiran di kalangan pegiat HAM.
Mereka berdalih pemerintah Myanmar menghancurkan sejumlah TKP sebelum investigasi untuk mencari bukti pembantaian massal dilakukan oleh organisasi internasional.
Orang-orang Rohingya sendiri percaya bahwa tindakan tersebut sengaja dilakukan oleh pemerintah Myanmar untuk menghapus sisa-sisa jejak dan budaya mereka. Sehingga mereka yang mengungsi tidak mungkin lagi kembali.
1. Kondisi desa Thit Tone Nar Gwa Son pada bulan Desember 2017 (Kiri) dan Desember 2018 (Kanan)
Kepada The Guardian, seorang pengungsi Rohingya bernama Zubairia mengaku baru saja mengunjungi rumahnya di Myin Hlut dan terkejut dengan apa yang dilihatnya. Sebagian besar rumah di desa asalnya telah dibakar tahun lalu.
Tapi sekarang semua tanda kehidupan sudah menghilang, bahkan pohon sekalipun. "Mereka meratakan segalanya, saya hampir tidak bisa lagi mengenali tempat itu," ujarnya.
Perempuan berusia 18 tahun itu melanjutkan bahwa rumah lain yang ditinggalkan namun tidak terbakar juga ikut diratakan dengan tangah. "Semua kenangan yang saya miliki hilang," katanya. "Mereka sudah terhapus."
Militer Myanmar tidak hanya diduga membakar pemukiman Rohingya dengan bantuan penduduk lokal setempat. Tapi juga melakukan pembantaian massal, pemerkosaan dan penjarahan besar-besaran.
Bukti pemusnahan pemukiman Rohingya pertama kali diketahui publik pada 9 Februari lalu ketika Duta Besar Uni Eropa untuk Myanmar, Kristian Schmidt, merilis foto udara yang disebut sebagai "pemukiman yang dihancurkan" di sebelah selatan kota Maungdaw.
Editor’s picks
Citra satelit terbaru dari DigitalGlobe pun menunjukkan setidaknya 28 desa atau dusun seluas 50 km di sekitar Maungdaw dihancurkan antara bulan Desember dan Februari. Di beberapa tempat tertentu malah didirikan bangunan baru dan pedaratan helikopter.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.