TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tolak Penunjukan Presiden Sementara, Rakyat Aljazair Turun ke Jalan

Pertama kalinya sejak tujuh pekan, aksi dibubarkan paksa

Reuters/Ramzi Boudina

Pasca pengunduran diri Abdelaziz Bouteflika dari kursi presiden pekan lalu, rakyat Aljazair rupanya agak terganggu dengan sang suksesor. Penunjukan Abdelkader Bensalah, ketua majelis tinggi parlemen yang kini menjabat sebagai presiden sementara, rupanya mengundang suara sumbang dari para demonstran.

"Kami sebagai warga sipil, elit politik sekaligus lembaga negara, harus bekerja untuk memastikan kondisi yang tepat untuk menyelenggarakan pemilihan presiden yang transparan dan teratur," kata Bensalah dalam pidato yang disiarkan langsung melalui televisi nasional pada Selasa (9/4/2019) kemarin, seperti dilansir BBC.

Meski pemerintahan sementara menargetkan penyelenggaraan Pemilu demokratis dalam waktu 90 hari, banyak pihak yang menginginkan perubahan signifikan di jajaran tampuk kepemimpinan negara. Alhasil aksi demonstrasi selama berminggu-minggu belumlah usai.

Baca Juga: Warga Aljazair Curi Kamera Milik Turis Jerman Senilai Rp55 Juta

1. Abdelkader Bensalah, ketua parlemen, resmi ditunjuk sebagai presiden sementara Aljazair pada hari Selasa (9/4/2019) kemarin

Reuters

Kantor berita AFP melaporkan jika koalisi oposisi enggan mendukung pengangkatan tersebut lantaran anggapan jika Bensalah setipe dengan Bouteflika. Tak berapa lama setelah pengangkatan Bensalah diumumkan ke khalayak umum, pengunjuk rasa kembali turun ke jalan-jalan ibu kota Aljir menuntut agar sosok 77 tahun tersebut segera pergi.

Agaknya, demonstrasi menentang rezim berkuasa memasuki babak baru. Pada Selasa (9/4/2019) kemarin, untuk pertama kalinya sejak demonstrasi yang sudah memasuki pekan ketujuh, polisi menembakkan gas air mata dan menggunakan meriam air untuk membubarkan kerumunan yang didominasi mahasiswa.

Demi lancarkan gelombang tekanan masif untuk kali kesekian, para demonstran yang kembali mengajak rakyat di seantero eks koloni Prancis tersebut untuk turun ke jalan pada Jumat (12/4/2019) mendatang. Ini akan menjadi protes massal pertama sejak Bouteflika resmi melepas jabatan yang digenggamnya selama 20 tahun.

2. Para demonstran, yang mendesak pembersihan jajaran eksekutif pemerintahan Aljazair, dibubarkan paksa oleh polisi

Reuters/Ramzi Boudina

Sejak protes mulai dilancarkan, para demonstran memang menuntut perubahan yang menyeluruh di lapisan teratas pemerintahan. Desakan mengakhiri sistem, slogan mereka selama ini, berarti orang-orang di sekeliling Bouteflika juga diminta minggat. Eks presiden yang belakangan diserang stroke tersebut dianggap hanya menjadi boneka bagi pengusaha, politisi dan elit militer yang disebut benar-benar menjalankan negara.

The Guardian melaporkan jika ada tiga orang yang memicu ketidakpuasan demonstran. Mereka adalah Bensalah selaku presiden interim, kepala dewan konstitusi Tayeb Belaiz, dan perdana menteri Noureddine Bedoui.

Di sisi lain, Human Rights Watch menyebut lengsernya Bouteflika sebagai langkah pertama dalam mengakhiri pemerintahan otokratis. Mereka meminta agar pihak berwenang tetap menjamin hak-hak orang Aljazair untuk berbicara, berkumpul, dan berpendapat.

Baca Juga: Maroko Aljazair Tunisia Mengajukan Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2030

Verified Writer

Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya