TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7-Eleven Kena Denda gegara Tulis Taiwan 'Lepas' dari China

Beijing menjatuhkan sanksi denda 150 ribu yuan ke 7-Eleven

ilustrasi 7-Eleven (IDN Times/Anata)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Kota Beijing, China, menjatuhkan denda sebesar 150 ribu yuan atau sekitar Rp336,7 juta kepada pengelola toko swalayan berjaringan global 7-Eleven, dilaporkan kantor berita ANTARA, Sabtu (8/1/2022).

Badan Perencanaan dan Pemasaran Sumber Daya Alam Kota Beijing menyebut sanksi tersebut diberikan karena 7-Eleven memasang peta China yang tidak lengkap di lamannya dan memberikan label pulau Taiwan sebagai "negara merdeka".

Baca Juga: Taiwan Ngotot Ingin Merdeka, China Ancam Ambil Langkah Drastis

Baca Juga: China: Taiwan adalah Pengembara yang Kelak Akan Kembali ke Rumah

1. Kemenlu China sebut Taiwan tidak bisa dipisahkan dari negara itu

ilustrasi 7-Eleven (Unsplash.com/NeONBRAND)

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Wang Wenbin menyatakan bahwa Taiwan tidak bisa dipisahkan dari bagian China.

"Saya ingin mengulanginya lagi bahwa Taiwan tidak bisa dipisahkan dari wilayah teritorial China dan prinsip satu China juga telah diakui dalam norma hubungan internasional serta menjadi konsensus komunitas internasional," ujarnya dalam jumpa pers di Beijing, Jumat (7/1/2022).

Baca Juga: Taiwan: Negara Balkan Membebaskan diri dari Soviet, Kami dari China

2. Warganet China berang

Seorang pria membawa bendera China dari sebuah rumah di seberang Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Chengdu, Provinsi Sichuan, China, Minggu (26/7/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter)

Pemasangan peta yang tidak lengkap oleh 7-Eleven di Beijing itu memicu kemarahan warganet China, demikian sejumlah media setempat, Sabtu.

Selama ini China menganggap Taiwan sebagai provinsinya yang membangkang. Di bawah rezim Kebijakan Satu-China (One-China Policy), Beijing mengancam negara-negara agar tidak menjalin hubungan resmi atau bahkan mengakui kedaulatan Taiwan.

"Taiwan adalah pengembara yang pada akhirnya akan pulang, bukan bidak catur untuk digunakan oleh pihak (negara) lain. China harus dan akan dipersatukan kembali,” ujar penasihat negara dan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, akhir tahunn lalu. Pernyataan tersebut menegaskan kembali tekad Beijing untuk menjadikan Taipei di bawah kendalinya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya