TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Taliban Minta Pengakuan Internasional untuk Afghanistan

Taliban ingin larangan bantuan dana bisa dilonggarkan

Kepala Pemerintahan Afghanistan yang baru, Mohammad Hasan Akhund. twitter.com/basherkella

Jakarta, IDN Times - Penjabat perdana menteri pemerintah Taliban Afghanistan, Mullah Hasan Akhund, pada Rabu (19/1/2022), meminta pemerintah negara-negara untuk secara resmi mengakui pemerintahan Taliban. Akhund berargumen bahwa semua persyaratan sudah dipenuhi Taliban.

"Saya meminta semua pemerintah, terutama negara-negara Islam, agar mulai memberi pengakuan," kata Akhund, dalam konferensi pers di Kabul, dilansir kantor berita ANTARA dari Reuters.

Akhund tampil pertama kali dalam acara utama di depan umum sejak ia menjabat posisi tersebut pada September 2021. Negara-negara berpengaruh selama ini enggan mengakui pemerintah Taliban, yang merebut kekuasaan yang sah di Afghanistan pada Agustus 2021.

Baca Juga: Bank Dunia akan Cairkan Dana Bantuan untuk Afghanistan

Baca Juga: IMF: Ekonomi Afghanistan Bisa Minus 30 Persen setelah Dikuasai Taliban

1. Minta pelonggaran atas larangan bantuan dana dari negara Barat

Pasukan Taliban berpatroli di sebuah landasan sehari setelah penarikan pasukan Amerika Serikat dari Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afganistan, Selasa (31/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer.

Sementara itu, negara-negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat telah membekukan miliaran dolar aset perbankan milik Afghanistan. Mereka juga menghentikan pendanaan pembangunan, yang dulu menjadi tulang punggung ekonomi Afghanistan.

Pada konferensi pers tersebut, yang juga diikuti oleh beberapa pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Akhund dan para pejabat pemerintah Taliban meminta agar berbagai larangan dilonggarkan supaya dana bisa mengalir masuk ke Afghanistan. Taliban menyalahkan aksi membekukan dana sebagai biang keladi krisis ekonomi yang semakin buruk.

"Bantuan jangka pendek bukan solusi; kami harus berupaya mencari cara untuk mengatasi berbagai permasalahan secara fundamental," ujar Akhund.

Baca Juga: Daftar Kekayaan Mineral Afghanistan yang Kini di Tangan Taliban

2. Krisis ekonomi Afghanistan masalah serius

Lambang PBB di Markas Besar PBB, New York. (Instagram.com/unitednations)

Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Afghanistan Deborah Lyons juga berbicara pada konferensi pers tersebut. Lyons mengatakan krisis ekonomi Afghanistan merupakan masalah serius yang perlu ditangani oleh semua negara.

"Perserikatan Bangsa-Bangsa sedang berupaya menghidupkan kembali ekonomi Afghanistan dan secara mendasar menangani masalah ekonomi Afghanistan," katanya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya