TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Arab Saudi Imbau Warganya untuk Segera Meninggalkan Lebanon

Kuwait dan Inggris sarankan warganya tidak ke Lebanon

Ilustrasi kerusuhan di Lebanon, pada 18 Oktober 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamed Azakir

Jakarta, IDN Times - Kedutaan Besar Arab Saudi di Lebanon mendesak warganya untuk meninggalkan negara itu sesegera mungkin. Seruan juga disampaikan untuk menghindari lokasi bentrokan bersenjata.

Melalui media sosial X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, kedutaan memperingatkan warga Saudi untuk tidak mengunjungi daerah di mana bentrokan bersenjata terjadi. Namun, Saudi tidak merinci daerah mana di Lebanon yang disarankan untuk dihindari warganya, dikutip dari Al Jazeera.

Baca Juga: Lebanon Ancam Kerahkan Pasukan Gegara Faksi Palestina Saling Bentrok

1. Inggris dan Kuwait menyerukan imbauan serupa

Unjuk rasa di Beirut, Lebanon, pada 9 Agustus 2020. ANTARA FOTO/RUETERS/Hannah McKay

Kedutaan juga menekankan pentingnya mematuhi larangan perjalanan Saudi ke Lebanon.

Kuwait juga mengeluarkan peringatan serupa pada Sabtu (5/8/2023) pagi, yang meminta warganya di Lebanon untuk tetap waspada dan menghindari area dengan gangguan keamanan. Hanya saja, Kuwait tidak menyerukan warganya untuk meninggalkan Lebanon.

Pada 1 Agustus, Inggris juga memperbarui saran perjalanannya untuk Lebanon, menyarankan untuk tidak pergi ke negara tersebut kecuali untuk perjalanan penting. Imbauan dikhususkan untuk wilayah selatan Lebanon, yang dekat kamp pengungsi Palestina di Ein el-Hilweh.

2. Penyebab kerusuhan di Lebanon

Palestina (Pixabay/Hosny_salah)

Sejak 29 Juli, sedikitnya 13 orang telah tewas dan lebih dari 60 terluka akibat bentrokan antara faksi Fatah dan kelompok garis keras di kamp tersebut, yang terbesar dari 12 kamp Palestina yang didirikan di Lebanon pada 1948 setelah Israel dibentuk.

Fatah menuduh kelompok bersenjata Jund al-Sham dan al-Shabab al-Muslim menembak mati seorang jenderal militer Fatah, Abu Ashraf al-Armoushi, di kamp tersebut.

Menurut Kepala Fatah di wilayah Sidon, Maher Shabaita, faksi Palestina di kamp tersebut telah membentuk komite investigasi untuk mengungkap siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan al-Armoushi dan akan menyerahkan mereka ke pengadilan Lebanon untuk diadili.

Baca Juga: Banting Tulang hingga Lansia, Bertahan Hidup di Tengah Krisis Lebanon

Verified Writer

Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya