TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Finally! AS Hancurkan Senjata Kimia Terakhirnya

Dianggap sebagai tonggak sejarah dalam peperangan dunia

Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat menandatangani perintah eksekutif pada Minggu (7/2/2021). (Facebook.com/President Joe Biden)

Jakarta, IDN Times – Presiden Joe Biden menegaskan bahwa dia telah menghancurkan cadangan senjata kimia terakhir milik Amerika Serikat (AS). Aksi ini mengakhiri kampanye selama puluhan tahun untuk menghilangkan persediaan senjata kimia yang pada akhir Perang Dingin berjumlah lebih dari 30 ribu ton.

Pekerja di Blue Grass Army Depot di Kentucky menghancurkan roket yang diisi dengan sarin pada Jumat (7/7/2023). Biden mengatakan bahwa langkah itu membuat masyarakat dunia lebih aman karena tidak perlu lagi khawatir dengan senjata kimia.

“Saya berterima kasih kepada ribuan orang Amerika yang memberikan waktu mereka untuk misi yang mulia dan menantang ini selama lebih dari tiga dekade. Hari ini, saat kita menandai tonggak penting ini, kita juga harus memperbarui komitmen kita untuk membentuk masa depan yang bebas dari senjata kimia,” kata Biden, dikutip dari Al Jazeera.

Baca Juga: Joe Biden Wanti-Wanti Putin Tak Pakai Senjata Kimia 

1. Disambut baik oleh Partai Republik

Ilustrasi beracun (unsplash.com/ dan meyers)

Pemimpin minoritas Senat Republik, Mitch McConnell, juga menyambut baik berita tersebut. Dia mengatakan bahwa senjata kimia bertanggung jawab atas beberapa episode kematian manusia yang paling mengerikan.

"Meskipun penggunaan senjata mematikan ini akan selalu menodai sejarah, hari ini bangsa kita akhirnya memenuhi janji kita untuk membersihkan gudang senjata kita dari kejahatan ini," kata McConnell.

AS menghadapi tenggat waktu 30 September untuk menghilangkan senjata kimia yang tersisa di bawah Konvensi Senjata Kimia internasional, yang mulai berlaku pada 1997 dan diikuti oleh 193 negara.

Senjata kimia pertama kali digunakan dalam peperangan modern pada Perang Dunia I, yang diperkirakan telah membunuh sedikitnya 100 ribu orang.

2. Meski dilarang, banyak negara belum mau menghancurkannya

Ilustrasi hukum (IDN Times/Rinda Faradilla)

Meskipun penggunaannya kemudian dilarang dalam Konvensi Jenewa, negara-negara terus menimbun senjata kimia sampai perjanjian tersebut menyerukan penghancuran.

Senjata tersebut juga telah digunakan dalam peperangan modern, terutama oleh Irak selama konfliknya dengan Iran pada 1980-an dan baru-baru ini dalam perang Suriah.

Pekerja AS di Depot Kimia Pueblo Angkatan Darat di Colorado selatan mulai menghancurkan senjata tersebut pada 2016. Kemudian, pada 22 Juni 2023, mereka menyelesaikan misi mereka untuk menetralkan seluruh cache sekitar 2.600 ton agen blister mustard.

Pada 1980-an, komunitas di sekitar Blue Grass Army Depot di Kentucky menentang rencana awal Angkatan Darat untuk membakar 520 ton senjata kimia pabrik, yang menyebabkan pertempuran selama puluhan tahun tentang cara membuangnya.

Baca Juga: Joe Biden Sebut Xi Jinping Diktator, Rusia: Kebijakan AS Sulit Ditebak

Verified Writer

Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya