TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kiev Tuduh Rusia Adopsi Massal secara Ilegal Anak-anak Ukraina 

Ukraina tuduh Rusia melanggar Konvensi Jenewa

Seorang anak berada di perbatasan antara Polandia dengan Ukraina, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengesahkan operasi militer di wilayah timur Ukraina, di Medyka, Polandia, Kamis (24/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Kacper Pempel.

Jakarta, IDN Times – Kementerian Luar Negeri Ukraina menuduh Rusia telah mengorganisir adopsi massal ilegal anak-anak Ukraina, setelah memindahkan mereka dari wilayah pendudukan Moskow.

Sejak awal perang, Kiev telah menuduh Moskow "mendeportasi" warga Ukraina, dengan mengatakan bahwa warga Ukraina dari wilayah pendudukan dipaksa untuk pergi ke Rusia daripada wilayah lain di Ukraina.

"Federasi Rusia terus menculik anak-anak dari wilayah Ukraina dan mengatur adopsi ilegal mereka oleh warga Rusia," kata Kementerian Luar Negeri Ukraina pada Selasa (23/8/2022), dikutip dari The Straits Times.   

Baca Juga: Sambut Hari Kemerdekaan, Ukraina: Setiap Serangan Rusia Akan Dibalas

1. Ukraina tuduh Rusia melanggar Konvensi Jenewa

Seseorang menggendong kucing duduk dekat jendela bus, saat warga menuju bagian barat negara setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengesahkan operasi militer di bagian timur Ukraina, di Kiev, Ukraina, Kamis (24/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Umit Bektas.

Otoritas Ukraina menyebut, lebih dari seribu anak-anak dari Mariupol, sebuah kota di Ukraina selatan yang diduduki oleh pasukan Rusia, dipindahkan secara ilegal ke wilayah Tyumen, Irkutsk, Kemerovo, dan Altai Krai.

Menurut kementerian tersebut, temuannya didasarkan pada informasi dari otoritas lokal di Krasnodar, sebuah kota Rusia selatan dekat Ukraina. Lebih dari 300 anak Ukraina ditahan di lembaga khusus di wilayah Krasnodar.

Kementerian menuduh Rusia telah melanggar Konvensi Jenewa 1949, yang menetapkan aturan untuk perawatan kemanusiaan di masa perang dan Konvensi PBB tentang Hak Anak.

"Semua anak Ukraina, yang dipindahkan secara ilegal ke wilayah Rusia, (untuk) dikembalikan ke orang tua atau wali sah mereka,” demikian aturan soal anak yang tertuang dalam konvensi tersebut.

2. Ukraina peringatkan serangan Rusia di Hari Kemerdekaan 

Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (kiri)/ (Presiden Rusia, Vladimir Vladimirovich Putin. twitter.com/KremlinRussia_E, Volodymyr Zelenskyy, Presiden Ukraina (Twitter.com/ Володимир Зеленський))

Beberapa keluarga dari Mariupol mengatakan kepada AFP, mereka terpaksa pergi ke Rusia untuk melarikan diri dari pertempuran.

Mariupol, kota pelabuhan strategis di Laut Azov, telah dikepung sejak hari-hari awal invasi. Rusia sepenuhnya merebut kota itu, setelah berminggu-minggu pengepungan dan penembakan hebat yang menewaskan sekitar 20 ribu orang, menurut klaim Ukraina.

Menjelang Hari Kemerdekaan Ukraina yang dirayakan setiap 24 Agustus, Rusia disebut akan melakukan serangan brutal.

“Besok (Rabu) adalah hari penting bagi kita semua. Sayangnya, juga penting bagi musuh kita. Kita harus sadar bahwa provokasi Rusia yang menjijikkan dan serangan brutal mungkin terjadi besok,” kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada Selasa dikutip dari Al Jazeera.

Baca Juga: Tolak Permintaan Ukraina, AS Tak Akan Blokir Visa Warga Rusia

Verified Writer

Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya