TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Presiden Afsel: Penagkapan Putin adalah Deklarasi Perang atas Rusia

Ramaphosa sebut permintaan ICC bisa mengancam negaranya

Presiden Rusia Vladimir Putin (ANTARA FOTO/REUTERS/Maxim Zmeyev)

Jakarta, IDN Times - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan, setiap upaya untuk menangkap Presiden Vladimir Putin, ketika dia mengunjungi negaranya bulan depan akan menjadi deklarasi perang dengan Rusia.

“Rusia telah menjelaskan bahwa menangkap Presidennya yang sedang menjabat akan menjadi deklarasi perang,” kata Ramaphosa dalam suratnya yang dirilis Selasa (18/7/2023).

Putin telah diundang ke KTT BRICS di Johannesburg bulan depan. Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) berharap bisa menangkap Putin di negara tersebut, karena Afrika Selatan merupakan anggota ICC.

Baca Juga: Polandia Sebut Rusia Ingin Rusak Rantai Pangan Dunia

1. Presiden Afsel sebut permintaan penangkapan Putin mengancam negaranya

Presiden Rusia Vladimir Putin memasukkan kertas suaranya di sebuah tempat pemungutan suara dalam pemilihan parlemen kota Moskow di Moskow, Rusia, pada 8 September 2019. ANTARA FOTO/Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS

Dilema diplomatik Afrika Selatan terjadi di pengadilan, ketika partai oposisi terkemuka Aliansi Demokratik (DA) mencoba untuk memaksa pemerintah dan memastikan pemimpin Kremlin ditahan dan diserahkan ke ICC, jika Putin menginjakkan kaki di negara tersebut.

Menanggapi seruan itu, Ramaphosa menggambarkan saran DC sebagai ungkapan yang tidak bertanggung jawab, sebab penangkapan Putin mempertaruhkan keamanan nasional.

Afrika Selatan disebut mencari pengecualian di bawah aturan ICC soal penangkapan yang dapat mengancam keamanan, perdamaian, dan ketertiban negara.

“Ini tidak sesuai dengan konstitusi kami untuk mengambil risiko terlibat perang dengan Rusia,” kata Ramaphosa, seraya menambahkan bahwa penangkapan akan bertentangan dengan tugasnya untuk melindungi negara, dikutip dari Al Jazeera.

Penangkapan juga akan merusak misi yang dipimpin Afrika Selatan untuk mengakhiri perang di Ukraina dan menyita solusi damai apa pun, tulis Ramaphosa.

2. Ada batasan ICC terhadap negara anggotanya

Presiden Afrika Selatan dan Ketua Uni Afrika, Cyril Ramaphosa, sedang berbicara dalam rapat virtual dengan pemimpin negara-negara anggota Uni Afrika pada 20 Juli 2020. (Facebook.com/Cyril Ramaphosa)

Perjanjian ICC menyatakan bahwa negara anggota harus berkonsultasi dengan pengadilan ketika mengidentifikasi masalah yang dapat menghambat pelaksanaan permintaan.

Pengadilan juga tidak boleh melanjutkan dengan meminta penangkapan, jika ini mengharuskan negara untuk melanggar aturan internasional tentang kekebalan diplomatik.

Afrika Selatan adalah ketua kelompok BRICS saat ini, pertemuan negara ekonomi yang mencakup Brasil, Rusia, India, dan China. BRICS telah dianggap sebagai penyeimbang dominasi ekonomi Barat.

Putin dicari oleh ICC atas tuduhan bahwa Rusia secara tidak sah mendeportasi anak-anak Ukraina.

Wakil Presiden Afrika Selatan, Paul Mashatile, mengatakan bahwa pemerintah telah berusaha membujuk Putin untuk tidak datang, tetapi sejauh ini tidak berhasil.

Baca Juga: Menlu AS soal Rusia Setop Kesepakatan Gandum: Tak Masuk Akal

Verified Writer

Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya