Menlu AS soal Rusia Setop Kesepakatan Gandum: Tak Masuk Akal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, mengatakan keputusan Rusia mundur dari kesepakatan ekspor biji-bijian Ukraina via Laut Hitam, adalah keputusan yang tidak masuk akal.
“Ini tidak masuk akal. Kami menyerukan agar Rusia segera kembali ke kesepakatan tersebut,” kata Blinken, dikutip dari Al Arabiya, Selasa (18/7/2023).
Baca Juga: Pemblokiran Gandum Ukraina Disebut Menguntungkan Rusia
1. Rusia tak akan melanjutkan perjanjian tersebut
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan Rusia memutuskan tidak melanjutkan kesepakatan yang sempat dikawal PBB dan Turki tersebut, karena hingga kini pun tidak ada implementasinya.
Masa berlaku kesepakatan biji-bijian Laut Hitam ini berakhir pada Senin (17/7/2023), dan Moskow memutuskan untuk tidak melanjutkan.
“Perjanjian Laut Hitam tidak berlaku lagi mulai hari ini. Perjanjian itu juga belum diimplementasikan, jadi dihentikan,” ujar Peskov.
2. AS belum berencana bantu ekspor Ukraina
Editor’s picks
Sementara, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan AS akan terus bekerja sama dengan negara lain untuk memastikan pergerakan ekspor biji-bijian Ukraina ini, usai Rusia menghentikan kesepakatan tersebut.
“Namun AS tidak ada rencana atau pertimbangan untuk menggunakan aset militer kami untuk membantu pengiriman biji-bijian,” ujar Kirby.
Baca Juga: PBB: Ukraina-Rusia Akhirnya Sepakat Perpanjang Ekspor Gandum 4 Bulan
3. Ada pusat pemantauan di Istanbul
Setahun lalu, sejumlah pejabat PBB memuji kesepakatan ini, terutama dari pihak Rusia dan Ukraina. Mereka melihat implementasi rencana cukup cepat, apalagi kesepakatan dibuat setelah invasi Rusia ke Ukraina terjadi.
Pusat pemantauan pergerakan kapal pun dibangun di Istanbul, Turki. Berdasarkan kesepakatan tersebut, pejabat Ukraina akan memandu kapal melalui jalur yang aman untuk menuju tiga pelabuhan utama, termasuk pelabuhan Odesa yang juga dibombardir pasukan Moskow.
Kemudian kapal akan keluar dari teritorial Ukraina di Laut Hitam, transit di Selat Bosphorus dan masuk pelabuhan Turki untuk diperiksa. Selanjutnya, kapal-kapal tersebut baru berlayar ke tujuan masing-masing.