TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Reformasi Militer Rusia Tergantung Ekspansi NATO di Ukraina

Tujuan perang Rusia kini mulai bergeser

Anggota tentara Rusia mengendarai kendaraan bersenjata amfibi multiguna MT-LB melewati tank saat latihan militer di Kuzminsky di selatan Rostov, Rusia, Rabu (26/1/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Sergey Pivovarov/File Photo.

Jakarta, IDN Times - Jenderal baru Rusia, yang bertanggung jawab atas operasi di Ukraina, mengatakan bahwa reformasi militer akan menanggapi kemungkinan ekspansi NATO dan sekutu Barat. Pejabat Rusia itu menuduh, negara-negara Barat saat ini mengobarkan perang hibrida melawan Moskow.

Dalam komentar publik pertamanya, Kepala Staf Umum militer Rusia Valery Gerasimov mengakui masalah mobilisasi pasukan dan tantangan yang lebih luas, saat konflik memasuki bulan kesebelas.

“Sistem pelatihan mobilisasi di negara kami tidak sepenuhnya disesuaikan dengan hubungan ekonomi modern yang baru. Jadi saya harus memperbaiki semuanya saat bepergian,” kata Gerasimov dikutip dari Al Jazeera pada Selasa (24/1/2023).

Baca Juga: Buntut Pembakaran Alquran, Turki Tolak Keanggotaan Swedia di NATO

1. Rusia amati perkembangan Finlandia dan Swedia yang ingin gabung ke NATO

Monumen berlambang Logo NATO dan bendera negara-negara anggota NATO di Kota Brussels, Belgia. (twitter.com/ItalyatNATO)

Gerasimov mengatakan, reformasi militer yang diumumkan pada Januari akan disesuaikan dengan ancaman keamanan dan dinamika perang.

“Saat ini, ancaman (keamanan) seperti itu termasuk aspirasi NATO untuk memperluas ke Finlandia dan Swedia, serta penggunaan Ukraina sebagai alat untuk mengobarkan perang hibrida melawan negara kita,” katanya.

Dinamika terkini, Finlandia dan Swedia mendaftar untuk bergabung dengan NATO tahun lalu, sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.

2. Rusia punya dua masalah di waktu yang sama

Ilustrasi Kremlin, Rusia (unsplash.com/Eluoec)

Reformasi juga menyerukan dua distrik militer tambahan di Moskow dan Leningrad, serta tiga divisi senapan bermotor sebagai bagian dari pembaharuan senjata gabungan di Kherson dan Zaporizhia. Dua wilayah terakhir telah dicaplok Rusia pada September, setelah referendum yang dikecam oleh komunitas internasional.

Kementerian Pertahanan Rusia telah menghadapi kritik yang semakin meningkat atas kekalahan di medan perang, dan kegagalan Moskow untuk mengamankan kemenangan dalam kampanye yang diperkirakan Kremlin hanya akan memakan waktu singkat.

Tetapi, Gerasimov mengatakan, Rusia modern belum pernah melihat intensitas permusuhan militer seperti itu, termasuk operasi ofensif sekaligus menstabilkan situasi.

“Negara kita dan angkatan bersenjatanya hari ini bertindak melawan seluruh kolektif Barat,” katanya.

Baca Juga: Rusia Resmi Usir Dubes Estonia, Diberi Deadline untuk Angkat Kaki

Verified Writer

Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya