Reformasi Militer Rusia Tergantung Ekspansi NATO di Ukraina
Tujuan perang Rusia kini mulai bergeser
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Jenderal baru Rusia, yang bertanggung jawab atas operasi di Ukraina, mengatakan bahwa reformasi militer akan menanggapi kemungkinan ekspansi NATO dan sekutu Barat. Pejabat Rusia itu menuduh, negara-negara Barat saat ini mengobarkan perang hibrida melawan Moskow.
Dalam komentar publik pertamanya, Kepala Staf Umum militer Rusia Valery Gerasimov mengakui masalah mobilisasi pasukan dan tantangan yang lebih luas, saat konflik memasuki bulan kesebelas.
“Sistem pelatihan mobilisasi di negara kami tidak sepenuhnya disesuaikan dengan hubungan ekonomi modern yang baru. Jadi saya harus memperbaiki semuanya saat bepergian,” kata Gerasimov dikutip dari Al Jazeera pada Selasa (24/1/2023).
Baca Juga: Buntut Pembakaran Alquran, Turki Tolak Keanggotaan Swedia di NATO
1. Rusia amati perkembangan Finlandia dan Swedia yang ingin gabung ke NATO
Gerasimov mengatakan, reformasi militer yang diumumkan pada Januari akan disesuaikan dengan ancaman keamanan dan dinamika perang.
“Saat ini, ancaman (keamanan) seperti itu termasuk aspirasi NATO untuk memperluas ke Finlandia dan Swedia, serta penggunaan Ukraina sebagai alat untuk mengobarkan perang hibrida melawan negara kita,” katanya.
Dinamika terkini, Finlandia dan Swedia mendaftar untuk bergabung dengan NATO tahun lalu, sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.
Baca Juga: Rusia Resmi Usir Dubes Estonia, Diberi Deadline untuk Angkat Kaki
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.