Rusia Makin Waspada di Ukraina Usai Gagal Mempertahankan Kherson
Rusia disebut fokus mempertahankan Krimea
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Setelah merebut kembali kota Kherson, Ukraina membuat pasukan Rusia menebak-nebak tentang langkah mereka selanjutnya. Kiev telah mendorong pasukan Moskow di posisi bertahan dan membuat mereka enggan melakukan operasi ofensif.
Menurut wakil kepala intelijen militer Ukraina, Vadym Skibitskyi, sekitar 30 ribu tentara Rusia yang mundur dari tepi barat sungai Dnieper awal bulan ini bercokol di wilayah Zaporizhia dan Kherson selama pekan ke-39 perang.
“(Rusia) sedang menunggu serangan pembebasan kami, itulah sebabnya mereka telah membuat garis pertahanan di Kherson, satu lagi di perbatasan administratif (Kherson dan) Krimea, dan satu lagi di wilayah Krimea utara,” kata Skibitskiy, dikutip dari Kyiv Post.
“Musuh sedang dalam posisi bertahan ke arah Zaporizhzhia. Di arah Kryvyi Rih dan Kherson, musuh sedang menciptakan sistem pertahanan eselon, meningkatkan peralatan benteng dan dukungan logistik unit lanjutan, dan tidak menghentikan tembakan artileri ke posisi pasukan dan pemukiman kita di tepi kanan Sungai Dnipro,” tambah dia.
Baca Juga: Utusan Rusia dan Ukraina Diam-diam Bertemu di UEA, Bahas Apa?
1. Rusia disebut akan fokus mempertahankan Donetsk dan Luhansk
Ketika mengumumkan penarikan dari kota Kherson pada 9 November, Panglima Pasukan Rusia di Ukraina, Alexander Surovikin, mengatakan bakal membebaskan tenaga untuk memperkuat front lain.
Rusia telah memprioritaskan pendudukan wilayah Luhansk dan Donetsk di timur, dan artileri Rusia tanpa hasil telah menggempur pertahanan Ukraina di sana sepanjang minggu.
Staf umum Ukraina mengatakan, itu terus menjadi rencana Rusia namun diwarnai penolakan.
“Komando pasukan pendudukan Rusia berencana untuk mengerahkan kembali unit-unit terpisah, yang ditarik selama mundur dari tepi kanan Sungai Dnipro di wilayah Kherson, untuk melanjutkan permusuhan di wilayah Donetsk dan Luhansk. Orang-orang yang dimobilisasi, yang sebagian besar membentuk formasi ini, sangat marah dengan prospek implementasi rencana tersebut,” kata Skibitskyi.
Baca Juga: Parlemen Eropa Tetapkan Rusia Sebagai Negara Pendukung Terorisme
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.