TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Singapura Longgarkan Kewajiban Penggunaan Masker di Dalam Ruangan

Berikut aturan terbaru soal protokol kesehatan di Singapura

Ilustrasi Marina Bay, Singapura (IDN Times/Indiana)

Jakarta, IDN Times – Singapura akan melonggarkan kebijakan penggunaan masker di dalam ruangan mulai Senin, 29 Agustus 2022.

Wakil Perdana Menteri, Lawrence Wong, mengatakan bahwa masker diwajibkan hanya dalam dua pengaturan, yang pertama saat berada di fasilitas kesehatan, rumah perawatan, ambulans, dan tempat dalam ruangan di dalam rumah sakit dan poliklinik.

Aturan kedua adalah masker harus digunakan di transportasi umum seperti MRT, LRT, bus umum dan fasilitas dalam ruangan seperti area boarding di persimpangan bus dan platform MRT.

Penggunaan masker di bandara dan moda transportasi pribadi seperti bus sekolah, layanan bus pribadi, dan taksi akan menjadi opsional, dilansir dari The Straits Times.

Baca Juga: Kim Jong Un Umumkan Korut Bebas COVID-19 

1. Daya tahan masyarakat terhadap COVID-19 membaik

ilustrasi virus corona (IDN Times/Mardya Shakti)

Keputusan melonggarkan masker dikarenakan populasi yang lebih tahan terhadap virus corona, baik karena tingkat vaksinasi yang tinggi atau sudah banyak orang yang terinfeksi COVID-10, kata Kementerian Kesehatan.

Jumlah infeksi juga terus menurun, sementara jumlah kasus harian di rumah sakit berkurang, dari lebih dari 800 kasus pada Juli menjadi di bawah 400 kasus per hari.

Namun, Wong memperingatkan meski situasi pandemik jauh lebih baik hari ini, tapi warga Singapura harus siap secara mental untuk setiap perubahan mendadak. Sebabnya adalah mutasi COVID-19 yang berikutnya bisa lebih agresif dan berbahaya.

2. Pemerintah ingatkan masyarakat untuk perubahan yang mendadak

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Menteri Kesehatan, Ong Ye Kung, menyampaikan bahwa warga Singapura harus mempersiapkan diri untuk musim dingin di belahan bumi bagian utara pada akhir tahun, yang mungkin akan melahirkan varian baru di Amerika Serikat, Inggris, atau negara Eropa lainnya.

Dengan perkiraan 70 persen dari populasi Singapura sudah terinfeksi COVID-19, kata Ong, maka gelombang corona berikutnya akan menginfeksi mereka yang sudah pernah terpapar.

Data menunjukkan bahwa kemungkinan terinfeksi ulang selang 8 bulan terpapar infeksi pertama masih sangat rendah, yakni 5 persen lebih kecil dibandingkan dengan orang yang belum terkena virus, kata Ong.

Vaksinasi tetap menjadi garis pertahanan utama, kata otoritas kesehatan Singapura.

Baca Juga: Singapura Bakal Cabut UU Gay, Seks Antar Pria Bukan Kriminal

Verified Writer

Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya