Kim Jong Un Umumkan Korut Bebas COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengumumkan kemenangan negaranya melawan pandemik virus COVID-19. Korut juga telah sepenuhnya mencabut sejumlah peraturan terkait COVID-19.
Menurut media pemerintah Korut, KCNA, sejak 29 Juli 2022, sudah tidak ada kasus yang dicurigai sebagai kasus COVID-19, walaupun sejak awal negara komunis ini hanya menyebut virus COVID-19 sebagai virus ‘demam tinggi’.
Baca Juga: Korsel Banjir, Korut Malah Buka Pintu Bendungan Air
1. Angka kematian akibat COVID-19 di Korut sangat sedikit
Dilansir dari Channel News Asia, Kamis (11/8/2022), Kim mengatakan bahwa angka kematian di Korut akibat virus COVID-19 sangat sedikit.
“Angka kematian resmi di Korut sebanyak 72 kasus adalah keajaiban yang belum pernah terjadi sebelumnya, dibandingkan dengan negara lain,” kata Kim.
Sementara, sejumlah pihak dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meragukan pernyataan Korut ini. Pasalnya, sejak ditemukan kasus pertama demam tinggi di Pyongyang pada awal Mei 2022, Korut tak pernah membuka data yang sebenarnya terkait penyebaran virus tersebut.
Baca Juga: Banjir Bandang di Korsel, Presiden Yoon: Saya Minta Maaf kepada Korban
2. Tak ada vaksin COVID-19 di Korut
Deklarasi kemenangan Korut atas pandemik COVID-19 ini banyak disangsikan sejumlah pihak karena Korut tidak mau menerima vaksin COVID-19 dari bantuan internasional.
Sebaliknya, negara tersebut mengaku hanya mengandalkan lockdown, perawatan, obat-obatan herbal yang ditanam dan sejumlah sistem yang disebut Kim sebagai sistem sosialis Korea yang menguntungkan rakyat.
Baca Juga: Kim Jong Un: Korut Siap Perang dengan AS dan Korsel
3. Kim Jong Un sempat mengalami gejala demam
Tak diketahui kapan persisnya, Kim sendiri disebut sempat mengalami gejala demam saat pandemik melanda negaranya. Namun, Kim malah menyalahkan selebaran dan balon yang terbang dari Korea Selatan yang dianggap sebagai penyebab wabah tersebut masuk ke Korut.
Sejumlah pembelot Korut yang tinggal di Korsel memang kerap menerbangkan selebaran yang dikaitkan ke balon ke arah perbatasan Korut. Selebaran tersebut berisi ajakan untuk warga Korut agar segera meninggalkan negaranya.