TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Top! Jurnalis Maria Ressa-Dmitry Muratov Raih Nobel Perdamaian 2021

Berhasil meyingkirkan 329 calon lainnya

Pemenang Nobel Perdamaian 2021, Maria Ressa dan Dmitry Muratov (Twitter/NobelPrize)

Jakarta, IDN Times – Jurnalis Maria Ressa dan Dmitry Muratov meraih Nobel Perdamaian 2021 atas kontribusinya menjaga kebebasan berekspresi di Filipina dan Rusia.

Ressa adalah CEO Rappler, outlet berita yang kritis terhadap rezim Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Sementara Muratov mengepalai surat kabar independen Rusia, Novaya Gazeta.

"Jurnalisme yang bebas, independen, dan berdasarkan fakta berfungsi untuk melindungi dari penyalahgunaan kekuasaan, kebohongan, dan propaganda perang," kata Ketua Komite Nobel Norwegia, Berit Reiss-Andersen, saat mengumumkan penghargaan itu di Oslo, Jumat (8/10/2021), dikutip dari CNN.

“Untuk menggarisbawahi pentingnya melindungi dan membela hak-hak dasar ini (keterbukaan informasi dan kebebasan berekspresi),” tambah Reiss-Andersen, mengungkap salah satu alasan kenapa komite memilih jurnalis sebagai peraih Nobel Perdamaian.

Baca Juga: CEO Media Filipina Maria Ressa Divonis Bersalah dan Terancam Dibui

1. Komite Nobel apresiasi kontribusi Ressa dan Muratov

(Maria Ressa terpilih sebagai salah satu Person of the Year 2018 Majalah Time) www.rappler.com

Ressa, yang pernah menjadi kepala biro CNN, juga pernah meraih Time Person of the Year 2018. Ressa kerap bertarung di meja hukum dengan Duterte atas berbagai persoalan, mulai dari tuduhan penyebaran berita bohong hingga melanggar undang-undang kepemilikan asing atas media massa Filipina.

"Kita perlu memperingatkan setiap orang dalam demokrasi. Kebebasan ini sedang terkikis di depan mata kita. Jika Anda tidak memiliki fakta, Anda tidak dapat memiliki kebenaran," kata Ressa kepada CNN pada 2019, tentang alasannya memperjuangkan kebebasan berekspresi.

Muratov mendirikan Novaya Gazeta pada 1993 dan menjadi pemimpin redaksinya sejak 1995. Enam staf di surat kabar yang dipimpinnya tewas sejak saat itu.

Komite menambahkan, Muratov secara konsisten membela hak jurnalis untuk menulis apa pun yang mereka mau tulis. “Selama mereka mematuhi standar profesional dan etika jurnalisme,” kata Komite Nobel tentang nilai jurnalisme yang diperjuangkan Muratov.

2. Kebebasan berekspresi dan pers penting untuk mempromosikan perdamaian

Ilustrasi Jurnalis (IDN TImes/Arief Rahmat)

Pada penghargaan Nobel Perdamaian ke-102, Ressa dan Muratov berhasil menyingkirkan 329 calon lainnya. Dikutip dari BBC, para pemenang akan meraih hadiah 10 juta krona Swedia (sekitar Rp16,2 miliar).

“Mereka perwakilan jurnalis yang membela cita-cita ini (kebebasan berekspresi),” kata komite.

"Tanpa kebebasan berekspresi dan kebebasan pers, akan sulit untuk berhasil mempromosikan persaudaraan antar bangsa, pelucutan senjata, dan tatanan dunia yang lebih baik di zaman kita," tambahnya.

Di antara tokoh yang pernah memenangkan Nobel Perdamaian adalah Nelson Mandela, Martin Luther King, Jr, pembelot Polandia Lech Walesa, dan pemimpin terakhir Uni Soviet Mikhail Gorbachev.

Ressa menjadi perempuan pertama yang dianugerahi Hadiah Nobel tahun ini. Penghargaan di bidang kedokteran, fisika, kimia dan sastra juga akan diberikan awal pekan ini.

Baca Juga: Dinilai Lebih Layak dari Obama, Trump Dinominasikan Nobel Perdamaian

Verified Writer

Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya