TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Uni Eropa Ingin Pulangkan Lebih Banyak Migran ke Negara Asalnya

UE juga ingin membatasi penerbitan visa 

Bendera Uni Eropa dan beberapa bendera anggota dari Uni Eropa. (Pixabay.com/Dusan_Cvetanovic)

Jakarta, IDN Times - Menteri migrasi Uni Eropa (UE) bertemu pada Kamis (26/1/2023) untuk membahas pembatasan visa dan koordinasi yang lebih baik, untuk mengirim lebih banyak orang tanpa hak suaka di Eropa kembali ke negara asal mereka termasuk Irak.

Tiga tahun setelah 27 negara UE setuju untuk membatasi visa bagi negara-negara yang dianggap gagal bekerja sama dalam mengambil kembali orang-orangnya, hanya Gambia yang secara resmi dihukum.

Eksekutif Komisi Eropa UE mengusulkan langkah serupa terhadapp Irak, Senegal dan Bangladesh, meskipun dua pejabat UE mengatakan kerja sama dengan Dhaka untuk memulangkan orang sejak itu telah meningkat, dilansir Reuters.

Baca Juga: Kapal Migran Tiba di Italia, PM Meloni: Berlabuh yang Jauh di Utara!

1. Pada 2021, hanya 21 persen pengembalian migran ke negara asal yang efektif

Bendera Uni Eropa di gedung Berlaymont kantor Komisi Eropa di Brussels, Belgia (unsplash.com/@guillaumeperigois)

Menurut data Eurostat, tingkat pengembalian efektif keseluruhan UE mencapai 21 persen pada 2021.

"Itu adalah tingkat yang dianggap rendah oleh negara-negara anggota," kata salah satu pejabat UE.

Imigrasi adalah topik yang sangat sensitif di UE, yang negara anggotanya lebih suka membahas peningkatan pengembalian serta mengurangi imigrasi tidak teratur di tempat pertama, daripada menghidupkan kembali perseteruan pahit tentang berbagi tugas merawat mereka yang tiba di Eropa dan memenangkan hak untuk tinggal.

"Membangun sistem UE yang efektif dan umum untuk pengembalian adalah pilar utama dari sistem migrasi dan suaka yang berfungsi dengan baik dan kredibel," kata Komisi, dalam makalah diskusi untuk para menteri.

2. Para pemimpin UE juga akan berkumpul membahas soal imigrasi

Bendera Uni Eropa dan beberapa bendera anggota dari Uni Eropa. (Pixabay.com/Dusan_Cvetanovic)

Sekitar 160 ribu orang berhasil melintasi Mediterania pada 2022. Selain itu, hampir 8 juta pengungsi Ukraina juga terdaftar di seluruh Eropa, menurut data PBB. Eropa menjadi rute utama bagi orang-orang yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan di Timur Tengah, Afrika, dan Asia Tenggara.

Para menteri bertemu dua minggu sebelum 27 pemimpin nasional UE berkumpul di Brussel untuk membahas migrasi.

"Tindakan cepat diperlukan untuk memastikan pengembalian yang efektif dari UE ke negara asal dengan memanfaatkan semua kebijakan UE yang relevan," bunyi draf pernyataan bersama.

Di dalam UE, bagaimanapun, tidak ada sumber daya dan koordinasi yang cukup antara berbagai bagian pemerintahan, untuk memastikan setiap orang yang tidak memiliki hak untuk tinggal dikembalikan atau dideportasi secara efektif.

"Kerja sama yang tidak memadai dari negara asal merupakan tantangan tambahan," tambahnya, seraya menyebutkan masalah termasuk mengenali dan mengeluarkan dokumen identitas dan perjalanan.

Baca Juga: Spanyol Ungkap Jaringan yang Eksploitasi Pengungsi Ukraina

Verified Writer

Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya