TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Zelenskyy: NATO Aneh jika Gak Kasih Kepastian Kapan Ukraina Bergabung

Zelenskyy tagih kepastian, no PHP

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, secara resmi menandatangani formulir keanggotaan Uni Eropa pada Senin, 28 Febriari 2022. (Facebook.com/Volodymyr Zelensky)

Jakarta, IDN Times - Presiden Volodymyr Zelenskyy menyebut para pemimpin NATO bertindak tidak masuk akal, jika pada pertemun puncak aliansi nanti Ukraina tidak ditawarkan kerangka waktu keanggotaan. Padahal, sebelum pertemuan, Kiev telah mendapat sinyal positif dari berbagai anggota NATO.

Kiev mendorong untuk segera diizinkan masuk ke dalam aliansi Barat, yang diikat oleh jaminan keamanan bersama. Tetapi, perpecahan di antara 31 anggota NATO berarti tidak akan ada tanggal atau undangan langsung bagi Ukraina untuk bergabung, sebab restu dari seluruh anggota adalah keharusan bagi calon negara anggota.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, Ukraina akan mendapatkan lebih banyak bantuan militer dan jaminan keamanan, pelonggaran persyaratan formal untuk bergabung, serta format baru kerja sama dengan aliansi, yang disebut Dewan NATO-Ukraina.

“Saya berharap sekutu akan mengirimkan pesan yang jelas, bersatu dan positif di jalan menuju keanggotaan untuk Ukraina,” kata Stoltenberg dikutip Reuters pada Selasa (11/7/2023).

Baca Juga: Presiden Turki Erdogan Akhirnya Restui Swedia Jadi Anggota NATO

1. Zelenskyy tagih kepastian NATO

Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 (dok. Sekretariat Presiden)

Namun, semua lampu hijau yang diperoleh Ukraina, menurut Zelenskyy, belum memberikan kepastian soal kursinya di NATO.

“Belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak masuk akal ketika kerangka waktu tidak ditetapkan, baik untuk undangan maupun untuk keanggotaan Ukraina,” katanya di aplikasi pesan Telegram, sebelum bergabung dengan KTT sebagai tamu istimewa.

KTT di Vilnius, Lithuania berlangsung karena serangan balasan Ukraina yang telah lama ditunggu-tunggu, yang dimulai pada Juni, berlangsung lebih lambat dari yang diharapkan.

Di tengah beberapa janji bantuan militer yang lebih banyak, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Paris akan mulai memasok rudal jarak jauh untuk membantu Ukraina membalas pasukan Rusia.

“Saya telah memutuskan untuk meningkatkan pengiriman senjata dan peralatan untuk memungkinkan Ukraina memiliki kapasitas menyerang secara mendalam,” kata Macron saat tiba di KTT.

2. Kemungkinan Ukraina tidak bisa bergabung saat perang berlangsung

Ilustrasi perang/konflik. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara, anggota NATO setuju Kiev tidak dapat bergabung selama perang, mereka tidak setuju seberapa cepat hal itu bisa terjadi dan dalam kondisi apa.

Anggota NATO di Eropa timur telah mendukung sikap Kiev, dengan alasan bahwa membawa Ukraina di bawah payung keamanan kolektif NATO adalah cara terbaik untuk mencegah Rusia menyerang lagi.

Negara-negara seperti AS dan Jerman lebih berhati-hati, waspada terhadap setiap tindakan yang mereka khawatirkan dapat menarik NATO ke dalam konflik langsung dengan Rusia.

Para diplomat mengatakan, kemungkinan hasil terbaik bagi Ukraina dari KTT nanti adalah Kiev bakal mendapat undangan dari negara anggota untuk bergabung, jika syarat dan kondisi terpenuhi. Mereka menambahkan, ada kemungkinan bahwa draf tidak akan menyebut syarat dan kondisi yang harus Ukraina penuhi.

Baca Juga: Rusia Minta Keamanan PLTN Zaporizhzhia Dibahas di KTT NATO

Verified Writer

Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya