TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Korea Utara Desak PBB untuk Hentikan Latihan AS-Korea Selatan

Korea Utara menganggap PBB bungkam terkait ancaman AS-Korsel

bendera Korea Utara (pixabay.com/zhushenje)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Korea Utara meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menuntut penghentian segera latihan militer gabungan oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan. Dalam pernyataan pada Minggu (5/3/2023), mereka mengatakan hal tersebut bisa meningkatkan ketegangan antara Korut dengan kedua negara itu.

Pernyataan itu muncul setelah para pejabat dari Seoul dan Washington pada Jumat (3/3/2023) mengumumkan akan digelarnya latihan bersama selama 10 hari. AS-Korsel akan melakukan latihan gabungan selama 13 hingga 23 Maret 2023.

Baca Juga: Meski Dikecam Korut, AS-Korsel Pastikan Latihan Militer Tetap Lanjut

Baca Juga: Korea Selatan dan AS Latihan Tempur di Perbatasan Korea Utara 

1. Korea Utara meminta PBB dan komunitas internasional menghentikan latihan AS-Korsel

bendera Korea Utara (unsplash.com/Micha Brändli)

Dalam sebuah pernyataan di media Pemerintah Korea Utara, Wakil Menteri Luar Negeri Kim Son Gyong mengatakan latihan dan retorika dari sekutu telah mendorong ketegangan ke tingkat yang sangat berbahaya. Walau begitu, Gyong tak menjelaskan ancaman apa yang akan terjadi dalam waktu dekat. 

Gyong mengatakan, "PBB dan komunitas internasional harus mendesak AS dan Korea Selatan untuk segera menghentikan pernyataan provokatif dan latihan militer bersama," dilansir Al Jazeera

Di sisi lain, AS-Korsel mengatakan latihan itu bersifat defensif dan diperlukan untuk melawan ancaman yang meningkat dari program rudal balistik dan senjata nuklir Korea Utara. Namun, Pyongyang melihat latihan itu sebagai latihan untuk invasi.

Baca Juga: AS Desak Dewan Keamanan PBB Kutuk Peluncuran Rudal Korea Utara 

2. Uji coba rudal Korea Utara merupakan penyeimbang kekuatan AS-Korea Selatan

ilustrasi tentara (pixabay.com/WikiImages)

Korea Utara menyesalkan PBB secara konsisten bungkam terhadap latihan tersebut yang memiliki "sifat agresif yang jelas". Bulan lalu, Gyong mengeluarkan pernyataan yang mengatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah "sangat tidak adil, tidak seimbang" dalam uji coba rudal Korea Utara.

Korea Utara juga mengatakan senjata nuklir Pyongyang adalah tanggapan yang adil untuk memastikan keseimbangan kekuatan di Semenanjung Korea. 

Di sisi lain, AS dan Korea Selatan juga melakukan latihan udara gabungan dengan pembom jarak jauh milik Amerika Serikat dan pesawat tempur Korea Selatan. Kedua militer itu telah melakukan latihan selama berminggu-minggu dengan mengerahkan pasukan ransum khusus.

Verified Writer

Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya