Rusia Negara ke-7 yang Dituding Lakukan Genosida oleh AS
Ini bukan pertama kalinya AS gunakan istilah genosida
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pada Selasa (12/4/2022), Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, muncul untuk pertama kalinya untuk menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan "genosida" di Ukraina. Pernyataan tersebut dinyatakan beberapa hari setelah otoritas Ukraina melaporkan sudah ada ribuan warga sipil yang meninggal akibat invasi Rusia sejak 24 Februari 2022 lalu.
Ini bukan pertama kalinya AS menyebut sebuah peristiwa genosida secara resmi. Sejak akhir Perang Dingin, Departemen Luar Negeri secara resmi telah menggunakan istilah tersebut sebanyak tujuh kali, dilansir Swiss Info.
Ini adalah untuk menggambarkan pembantaian di Bosnia, Rwanda, Irak dan Darfur; serangan ISIS terhadap Yazidi dan minoritas lainnya. Perlakuan China terhadap Uighur dan Muslim lainnya dan tahun ini atas penganiayaan tentara Myanmar terhadap minoritas Rohingya juga dinyatakan sebagai genosida oleh AS.
Baca Juga: Joe Biden Sebut Rusia Lakukan Genosida di Ukraina
Baca Juga: Rusia Genosida di Ukraina? Ahli: Jangan Sembarangan Menuduh!
1. Amerika Serikat menyatakan tak ragu dalam menyebut kekejaman Rusia di Ukraina
Walau pasukan Rusia telah ditarik di beberapa titik setelah negosiasi di Turki, situasi di Ukraina belum dapat dikatakan aman sepenuhnya. Dalam pidatonya di Iowa, Biden juga menyalahkan invasi Rusia untuk harga gas yang lebih tinggi di berbagai negara.
"Anggaran keluarga kalian, kemampuan kalian untuk mengisi tangki Anda, tidak ada yang harus bergantung pada apakah seorang diktator menyatakan perang dan melakukan genosida di belahan dunia lain," kata Biden, dilansir Reuters.
Ditanya tentang komentar tersebut dalam sebuah wawancara di MSNBC tak lama setelah pidato Joe Biden, penasihat komunikasi Dewan Keamanan Nasional, Matthew Miller, menyatakan Joe Biden tak pernah ragu dalam menyatakan kekejaman yang telah dilakukan Rusia.
"Presiden tidak pernah, sejak awal perang di Ukraina, ragu-ragu untuk menyebut kekejaman yang kita lihat di lapangan," kata Miller dilansir NPR. Miller juga menambahkan peningkatan retorika dari sebelumnya dalam menuduh Rusia melakukan kekejaman dan kejahatan perang tidak mengubah substansi dari pesan yang ingin disampaikan.
"Tidak ada yang akan berubah dengan tanggapan kami," katanya kepada MSNBC. Miller mencatat bahwa AS bekerja dengan sekutu untuk menyelidiki dugaan kejahatan perang. Sebelumnya, Rusia telah resmi keluar dari Dewan HAM PBB setelah mayoritas delegasi menyatakan setuju untuk menangguhkan Kremlin dari komite tersebut.
Baca Juga: Dituduh Joe Biden Dalangi Genosida di Ukraina, Ini Pembelaan Rusia
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.