TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jadi Wapres Perempuan Pertama, Kamala Harris: Saya Bukan yang Terakhir

Harris minta semua anak-anak di AS bermimpi dengan ambisi

Wakil Presiden Amerika Serikat dari Demokrat Kamala Harris merespon kepada pendukung saat ia tiba untuk reli kampanye 'drive-in' di Fayetteville, North Carolina, Amerika Serikat, Minggu (1/11/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Drake)

Jakarta, IDN Times - Pasangan Joe Biden-Kamala Harris terpilih untuk memimpin Amerika Serikat (AS) mulai 2021 mendatang. Harris sendiri menjadi perempuan pertama yang berhasil menjadi wakil presiden (wapres) di Negeri Paman Sam.

"Betapa bukti bagi karakter Joe (Biden), bahwa ia memiliki keberanian untuk mendobrak salah satu hambatan paling substansial yang ada di negara kita dan memilih perempuan sebagai wakil presidennya. Meskipun saya mungkin perempuan pertama di kantor ini, saya tidak akan menjadi yang terakhir," kata Harris seperti dilansir dari akun Twitternya @KamalaHarris, Minggu (8/11/2020).

1. Harris minta semua anak-anak di AS bermimpi dengan ambisi

Menilik hal itu, Kamala Harris berpesan kepada setiap anak-anak perempuan di Amerika untuk memaknai segala sesuatu dapat terjadi di negara itu. Ia pun memberikan pesan kepada seluruh anak-anak di AS.

"Bermimpi dengan ambisi, memimpin dengan keyakinan dan melihat diri anda dengan cara yang mungkin tidak dilihat orang lain hanya karena mereka belum pernah melihatnya sebelumnya. Tetapi ketahuilah bahwa, kami akan memuji anda di setiap langkah," ucapnya.

2. Siapa Kamala Harris?

Senator Kamala Harris saat masih kecil dan kedua orang tuanya (potongan video dari BBC)

Harris terlahir dari kedua orang tua imigran. Stasiun berita BBC, Rabu (12/8/2020), menulis, ayah Harris berasal dari Jamaika, sedangkan sang ibu lahir di India. Namun, kedua orang tuanya bercerai dan ia diasuh oleh ibunya yang beragama Hindu, Shyamala Gopalan Harris. Sang ibu adalah peneliti kanker dan aktivis hak-hak sipil.

Ia besar dengan pengaruh budaya India yang dikenalkan oleh sang ibunda. Bahkan, ia ikut berkunjung ke rumah ibunya di India. Tetapi, di sisi lain, Harris mengatakan ibunya juga mengadopsi budaya orang kulit hitam di Oakland, California. Sang ibu juga menanamkan budaya tersebut ke dia dan adiknya, Maya.

"Ibuku benar-benar memahami bahwa ia tengah membesarkan dua anak perempuan berkulit hitam," ungkap Harris dalam biografinya berjudul The Truths We Hold.

Sang ibu, kata Harris lagi, paham bahwa kampung halamannya di India akan melihat ia dan Maya sebagai dua perempuan berkulit hitam. Sejak saat itu, sang ibu memastikan bahwa ia dan Maya akan bangga terlahir sebagai perempuan berkulit hitam.

Ia sempat menghabiskan masa kecilnya selama lima tahun di Kanada, karena ibunya mendapatkan pekerjaan mengajar di Universitas McGill. Ia dan adiknya, Maya, sempat sekolah di Montreal. Kemudian, ia menempuh pendidikan sarjana di Universitas Howard, salah satu kampus terbaik dan bersejarah bagi warga kulit hitam. Harris mengatakan kuliah di kampus tersebut memberikan pengalaman yang tak terlupakan.

Dalam wawancara dengan harian Washington Post, Harris mengatakan ia bangga dengan identitas dirinya sebagai perempuan berkulit hitam dan anak imigran. Kendati, ia tetap menyebut dirinya sebagai warga Amerika.

Baca Juga: Reaksi Orang Terkaya dan Taipan Teknologi atas Kemenangan Biden-Harris

3. Pernah jadi jaksa di negara bagian California

Joe Biden dan Kamala Harris,pasangan Calon Presiden dan wakil Presiden dari Partai Demokrat. https://www.businessinsider.com/

Setelah meraih gelar sarjana di Universitas Howard, Harris lalu mendapatkan gelar sarjana hukumnya di Universitas California, Hastings. Ia kemudian mulai kariernya sebagai jaksa di kantor jaksa di Alameda.

Harris kemudian berhasil menjadi jaksa wilayah terbaik di San Francisco pada 2003. Ia menjadi perempuan kulit hitam pertama yang terpilih sebagai jaksa agung di negara bagian California. Ia juga pernah bekerja sebagai pengacara.

Memasuki periode kedua sebagai jaksa agung di negara bagian California, Harris rupanya mendapat sorotan cukup luas. Sorotan itu ia manfaatkan untuk ikut pemilihan anggota senat muda di negara bagian California pada 2017.

Sejak ia duduk di kursi senat, Harris kerap mendapat dukungan dari kelompok progresif. Terutama karena berani menyampaikan pertanyaan kritis dan tajam terhadap calon hakim Mahkamah Agung ketika itu, Brett Kavanaugh dan Jaksa Agung, William Barr.

Baca Juga: Rekam Jejak Kamala Harris, Cawapres Kulit Hitam Pilihan Joe Biden

4. Kamala Harris menolak isu diskriminatif terhadap warga kulit hitam

Calon Wakil Presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris. https://www.voanews.com/

Menyoal isu perlakuan diskriminatif yang dialami oleh warga kulit hitam, Harris secara tegas menolak hal tersebut. Dalam beragam diskusi di televisi, ia tegas meminta agar polisi mengubah cara mereka menghadapi warga kulit hitam. Di akun media sosialnya, Harris menyerukan agar personel polisi yang membunuh Breonna Taylor segera ditangkap.

Harian Inggris, The Guardian, pada 10 Agustus 2020 lalu, melaporkan bahwa Taylor yang masih 26 tahun itu ditembak dengan delapan peluru polisi pada Maret. Polisi yang tengah melakukan investigasi mengenai kasus narkoba tiba-tiba mendatangi rumah Taylor. Mereka bermaksud untuk menangkap perempuan yang bekerja sebagai teknis di ruang gawat darurat rumah sakit itu.

Karena tak mengetuk pintu, kekasih Taylor mengira polisi itu maling. Kekasih Taylor pun langsung mengambil senjata dan mengarahkan ke polisi. Baku tembak pun tak terhindarkan.

Lantaran peristiwa hukum yang tidak adil sering dialami oleh warga kulit hitam, maka muncul seruan agar anggaran bagi institusi kepolisian dipotong. Anggaran kemudian dialihkan untuk program sosial. Seruan itu ditentang oleh Joe Biden. Harris pun kemudian mengusulkan agar menata ulang praktik yang berlangsung di institusi kepolisian demi keselamatan publik.

Baca Juga: 7 Potret Kamala Harris, Pasangan Joe Biden di Pilpres Amerika 2020

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya