TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

2 Tewas Akibat Coronavirus di Tiongkok, Diduga Jangkit Ribuan Lainnya

Patogen diduga dari coronavirus jenis baru

Penumpang berjalan di stasiun kereta kota penghasil batubara Hegang, Provinsi Heilongjiang, Tiongkok,pada 3 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Ryan Woo

Beijing, IDN Times - Tiongkok kembali digegerkan oleh satu orang lagi yang meninggal karena coronavirus. Menurut informasi yang dibeberkan pemerintah pada Jumat (17/1), korban adalah laki-laki 69 tahun dari Wuhan yang masuk ke rumah sakit karena gagal fungsi renal dan kerusakan parah di sejumlah organ tubuh. Ia tewas pada 15 Januari.

Dilaporkan The Guardian, hasil tes lab awal menunjukkan patogen kemungkinan besar berasal dari coronavirus tipe baru. Virus tersebut adalah bagian dari penyebab infeksi mulai dari demam biasa sampai Sindrom Pernafasan Akut Berat (SARS).

1. Korban pertama meninggal pada minggu lalu

Penumpang berjalan di stasiun kereta kota penghasil batubara Hegang, Provinsi Heilongjiang, Tiongkok,pada 3 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Ryan Woo

Menurut laporan media pemerintah, Xinhua, korban pertama yang tewas juga berasal dari Wuhan. Komisi kesehatan setempat mengatakan laki-laki 61 tahun itu meninggal pada Kamis malam (9/1) setelah menunjukkan tanda-tanda sakit.

Kasus coronavirus awal dikaitkan dengan para pekerja di pasar-pasar yang berjualan ikan, burung dan binatang hidup lainnya. Di periode yang sama, ditemukan ada 41 orang yang terjangkit coronavirus. Sebanyak tujuh orang dirawat di rumah sakit dan dua lainnya sudah diizinkan pulang.

Dikutip dari The New York Times, sejak itu ada lebih dari 700 orang yang melakukan kontak jarang dekat dengan pasien, termasuk 419 pekerja medis, berada dalam pengawasan ketat. Korban itu sendiri disebut sebagai pelanggan setia sebuah pasar di Wuhan.

2. Dipercaya kasusnya mencapai ribuan

Warga berjalan di sebelah gedung tempat tinggal di kota penghasil batubara Hegang, Provinsi Heilongjiang, Tiongkok, pada 2 Januari 2020. Gambar diambil 2 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Ryan Woo

Pemerintah sendiri mengonfirmasi ada 50 kasus coronavirus sampai saat ini. Namun pakar penyakit sampar dari Imperial College di Inggris, Prof Neil Ferguson, percaya sebenarnya jumlahnya jauh lebih besar daripada itu. Ia mengestimasi kurang lebih ada 1.700 kasus di seluruh Wuhan.

"Mungkin sekali bahwa munculnya coronavirus baru telah menyebabkan lebih banyak kasus penyakit pernafasan sedang dan akut secara substantial dibanding yang saat ini dilaporkan," kata Ferguson dalam sebuah laporan yang dipublikasikan di situs resmi Imperial.

3. Virus itu kemungkinan besar sudah menjalar ke negara-negara lain

Petugas pemeliharaan menggunakan sepeda untuk memeriksa kereta di depot pemeliharaan sebelum hari pertama perjalanan padat Festival Musim Semi tahunan, menjelang Tahun Baru Imlek di Beijing, Tiongkok, pada 9 Januari 2020. ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS

Virus itu berpusat di Wuhan, tapi seperti dilaporkan BBC, ada dua orang di Thailand dan satu lagi di Jepang yang didiagnosis terjangkit. "Itu membuat saya khawatir," ungkap Ferguson. Ia mengkalkulasi jumlah orang yang terkena virus itu sebenarnya sudah banyak.

"Untuk Wuhan bisa mengekspor tiga kasus ke negara-negara lain mengimplikasikan bisa saja ada lebih banyak kasus dibandingkan yang sudah diungkap," tambahnya. Bandara Internasional Wuhan sendiri melayani 19 juta penumpang, tapi hanya 3.400 orang yang bepergian ke negara lain.

Baca Juga: 6 Virus yang Sering Disepelekan Ini Ternyata Paling Mematikan di Dunia

Verified Writer

Bianca Nazanin

typing...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya