TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menteri Muda Jepang Dukung Pasangan Pakai Nama Belakang Berbeda

Usai menikah, pasangan wajib pakai nama belakang yang sama

Menteri Lingkungan Hidup Jepang Shinjiro Koizumi. instagram.com/ipcdigital

Tokyo, IDN Times - Menteri Lingkungan Hidup Jepang, Shinjiro Koizumi, menyatakan dukungan terhadap kebebasan masing-masing pasangan suami-istri yang ingin menggunakan nama belakang berbeda.

Tidak hanya secara tradisi, Jepang juga mengatur tentang kewajiban memakai nama belakang yang bagi pasangan setelah menikah dalam bentuk undang-undang. Dukungan dari anak mantan Perdana Menteri Junichiro Koizumi itu pun menuai kontroversi.

1. Koizumi mengaku ingin melihat Jepang sebagai negara yang memberi kebebasan

Menteri Lingkungan Hidup Jepang Shinjiro Koizumi. instagram.com/ipcdigital

Dalam sebuah konferensi pers di Tokyo pada Jumat (24/1), Koizumi mengatakan Jepang perlu memberi kebebasan pada pasangan suami-istri dalam memilih apakah ingin menggunakan nama belakang yang sama atau mempertahankan nama keluarga yang telah diberikan sejak lahir.

"Saya mau menciptakan sebuah masyarakat di mana orang-orang bisa hidup berdasarkan nilai yang mereka percaya sendiri. Saya merasa positif soal memberikan [pasangan] pilihan seperti itu," kata Koizumi, seperti dilaporkan The Japan Times.

Terkait kontroversi, politisi yang digadang-gadang akan menjadi pemimpin Jepang di masa depan itu tidak mau ambil pusing. "Cukup sering terjadi di Jepang saat hanya sesederhana menawarkan sebuah pilihan saja bisa menimbulkan resistensi keras untuk menghapus sistem yang ada," tambahnya.

2. Isu ini sudah sampai ke parlemen dalam suatu sidang

Menteri Lingkungan Hidup Jepang Shinjiro Koizumi. instagram.com/ipcdigital

Perdebatan tentang apakah suami-istri seharusnya boleh menggunakan nama berbeda mulai menghangat di Jepang setelah parlemen menyinggungnya. Yuichiro Tamaki, pemimpin dari partai oposisi pemerintah, menceritakan soal seorang perempuan yang menolak menikahi kekasihnya karena tak mau menyerahkan nama keluarganya.

Tamaki menyampaikannya dalam sebuah sesi sidang di parlemen yang kemudian diinterupsi oleh anggota partai pemerintah bernama Mio Sugita. "Kalau begitu jangan menikah!" teriak Sugita di tengah giliran Tamaki berbicara. Koizumi sendiri merupakan anggota partai yang sama dengan Sugita.

Baca Juga: Ketika Petugas Kebersihan Bandara Soetta Buat Takjub Orang Jepang

Verified Writer

Bianca Nazanin

typing...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya