Aktivis Pembela Migran Asal Uzbekistan Ditangkap di Moskow
Terancam dipulangkan ke Uzbekistan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Seorang aktivis pembela migran asal Uzbekistan bernama Valentina Chupik ditangkap di Bandara Sheremetyevo, Moskow pada Sabtu (25/9/2021). Penangkapan ini berkaitan dengan protesnya pada hak para pekerja asal Asia Tengah, beserta tuduhan kasus korupsi di tubuh penegak hukum Rusia.
Padahal aktivis pendiri dan pengelola pusat migran bernama Sunrise of the World yang berbasis di Moskow itu baru saja tiba setelah melakoni perjalanan udara dari Armenia ke Rusia.
Di samping itu, akhir-akhir ini Pemerintah Rusia juga sudah memperketat dan membatasi aktivitas sejumlah media independen dan aktivis di negaranya.
1. Valentina Chupik dilarang masuk ke Rusia
Penangkapan Valentina Chupik di Bandara Moskow ini setelah status pengungsinya di Rusia sudah bermasalah sejak 17 September lalu. Bahkan menurut Federal Security Service (FSB) menginformasikan jika sejak saat itu, ia dilarang masuk ke teritori Rusia selama 30 tahun lamanya.
"Dokumen yang saya bawa disebut entah terdapat kesalahan informasi atau dipalsukan oleh otoritas Rusia ketika saya mendaftarkan sebagai status pengungsi sejak tahun 2006. Saya merasa ini tidak masuk akal" kata Chupik.
Di samping itu, Chupik mengatakan bahwa situasi yang dialaminya kali ini berkaitan dengan komplain dari pejabat penegak hukum di seluruh Rusia. Hal ini terkait dengan aktivitas untuk melindungi hak pekerja migran asal Asia Tengah di Rusia dan tuduhannya kepada otoritas maupun kepolisian Rusia yang terlibat kasus korupsi, dilansir dari RFE/RL.
Baca Juga: Rusia Serukan Tajikistan Tidak Berkonflik dengan Taliban
Editor’s picks
Dilaporkan dari RFE/RL, Chupik juga menambahkan, "Saya bahkan tidak diberitahu apabila pengacara sedang berusaha untuk menghubungi saya. Bahkan tidak ada yang boleh untuk menemui saya untuk saat ini."
"Saya rasa jika saya akan dideportasi ke Uzbekistan, saya akan ditempatkan di sebuah basement SNB (National Security Service) dan kemudian membunuhku di sana" tambah Chupik.
Ia juga berkata bahwa sudah meninggalkan Uzbekistan sejak tahun 2006 setelah otoritas setempat berusaha memaksanya untuk memberikan setengah organisasi hak asasi manusia yang sudah diterima dari organisasi internasional, yang selama ini ditentangnya.
"Mereka menginginkan bahwa aku menutup organisasi ini. Mereka ingin saya memberikan organisasi itu. Kemudian, mereka ingin saya merekrut orang-orang mereka sebagai akuntan dalam organisasi yang saya kelola. Maka, saya langsung menolaknya" kata Chupik.
Baca Juga: Kasus Corona Melonjak, Pekerja di Moskow Diliburkan Seminggu
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.