TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Balas Kegilaan Putin, Ceko Perketat Masuknya Turis Rusia ke Negaranya

Diberlakukan setelah serangan misil ke Ukraina

ilustrasi bendera Republik Ceko (unsplash.com/@kojak78)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Republik Ceko, pada Rabu (12/10/2022), mengumumkan pembatasan bagi turis asal Rusia, termasuk pemegang visa Schengen. Keputusan ini menanggapi serangan misil ke berbagai kota di Ukraina setelah ledakan di Jembatan Krimea. 

Sebelumnya, Finlandia dan Polandia sudah memberlakukan kebijakan yang sama dengan negara Baltik untuk membatasi masuknya warga Rusia ke negaranya. Aturan ini demi mencegah warga Rusia masuk ke teritorinya, terutama setelah adanya kebijakan mobilisasi militer. 

Baca Juga: Perusahaan AS Ternyata Penyuplai Teknologi Pembuat Rudal Rusia

1. Warga Rusia pemegang visa Schengen dilarang masuk Ceko

Keterangan di atas disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Republik Ceko, Jan Lipavsky dalam konferensi pers di Praha. Pembatasan itu akan dimulai pada 25 Oktober dan larangan akan diberlakukan bagi warga Rusia dengan kepentingan wisata, olahraga, maupun budaya. 

"Sementara Rusia melancarkan serangan roket yang mengenai taman bermain anak-anak dan warga di Ukraina. Sekitar 200 warga Federasi Rusia melakukan perjalanan ke Republik Ceko lewat bandara internasional setiap harinya," tutur Lipavsky, dikutip RFE/RL

Melalui aturan pembatasan ini, warga Rusia yang telah memegang visa Schengen terbitan negara anggota Uni Eropa manapun tetap tidak diperbolehkan masuk ke teritori Republik Ceko.

Sejak awal perang Rusia-Ukraina, Republik Ceko sudah membatasi masuknya warga Rusia dengan membatasi pengabulan visa. Namun, negara Eropa Tengah itu masih memperbolehkan masuknya pengunjung asal Rusia lewat bandara.  

2. Ceko tolak berikan visa kemanusiaan bagi warga Rusia yang kabur dari mobilisasi

Pada September lalu, Menlu Lipavsky sudah mengutarakan bahwa negaranya tidak akan mengabulkan visa kemanusiaan bagi warga negara Rusia yang melarikan diri dari mobilisasi militer. 

"Saya paham bahwa warga Rusia kabur karena frustasi atas keputusan Presiden Putin. Namun, semua warga yang melarikan diri karena mereka tidak ingin ikut menjalankan tugas dari pemerintahannya, mereka tidak memenuhi kriteria untuk mendapatkan visa kemanusiaan," paparnya, dikutip Reuters.

Pernyataan itu sejalan dengan beberapa anggota Uni Eropa lainnya, seperti Latvia, Lithuania, dan Estonia. Negara Baltik tersebut juga mengungkapkan tidak akan menawarkan status pengungsi bagi warga Rusia yang kabur dari mobilisasi militer. 

Baca Juga: Abaikan China, Lithuania Buka Kantor Perwakilan di Taiwan

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya