TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Finlandia Singkirkan Monumen Perdamaian Dunia dari Rusia

Dianggap tidak relevan dengan invasi Rusia ke Ukraina

Ilustrasi bendera Finlandia. (instagram.com/santtujns)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Finlandia menyingkirkan monumen perdamaian dari Rusia, Senin (8/8/2022). Keputusan ini menanggapi serangan militer Rusia ke Ukraina pada Februari silam yang dianggap telah merusak perdamaian di Eropa.

Pekan lalu, Finlandia memutuskan untuk membatasi visa turis asal Rusia di tengah melonjaknya kunjungan dari warga negara tetangganya tersebut. Karena adanya aturan schengen, Finlandia tidak dapat memblokir dan hanya dapat membatasi jumlah kunjungan, dilaporkan The Moscow Times

Baca Juga: Rusia Tuduh Ukraina Tembaki Lagi Pembangkit Nuklir di Zaporizhzhia

1. Proses pemindahan membutuhkan waktu beberapa minggu

Pemindahan monumen perdamaian dunia dilakukan oleh Pemerintah Helsinki pada Senin kemarin. Proses pemindahan monumen ini membutuhkan waktu beberapa hari karena dibawa menggunakan perahu ke Uusimaa yang berlokasi di bagian timur Helsinki. 

Monumen berupa patung itu nantinya akan disimpan di gudang Helsinki Art Museum sampai pihak museum dan pemerintah lokal memutuskan nasibnya. Pihak kota menegaskan bahwa monumen tersebut tidak memiliki tempat di Helsinki setelah Rusia melangsungkan invasi ke Ukraina. 

"Pemerintah telah mengikuti proses rutin, sesuai dalam instalasi objek tersebut akan ditempatkan sedekat mungkin dari tempat aslinya dan tetap mempertahankan konteksnya" tutur Reetta Heiskanen selaku pejabat kultural Helsinki, dilansir RT.

2. Patung Perdamaian Dunia menimbulkan sejumlah kontroversi di Helsinki

Patung Perdamaian Dunia tersebut dikenal sebagai hadiah dari Kota Moskow kepada Helsinki pada 1989. Namun, monumen setinggi 6,5 meter yang terbuat dari perunggu itu baru diperkenalkan ke publik di tahun 1990 dan justru menyulut perdebatan.

Selain menyulut perdebatan, patung tersebut juga sempat mengalami kerusakan setelah mendapat serangan oleh tiga pelajar di tahun 1991. Pelaku yang menyebut dirinya sebagai Höyhenryhmä atau The Feather Group ingin menegaskan bahwa patung itu bukan milik Helsinki, dikutip dari YLE.

Salah satu pelajar yang ikut dalam aksi penyerangan itu adalah Mikael Jungner yang kini menjadi kepala manajer YLE dan seorang anggota parlemen di Finlandia. Tak hanya itu saja, patung itu juga mendapat serangan dengan tabung gas pada tahun 2010 silam. 

Baca Juga: Mengamuk di Gili Trawangan, Bule Rusia Dideportasi 

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya