Haiti Makin Gawat, AS Perintahkan Warga dan Pejabatnya Cabut
Situasi di Haiti makin tidak menentu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyerukan kepada seluruh personel pemerintahan dan keluarganya untuk meninggalkan Haiti. Seruan itu disampaikan pada Kamis (27/7/2023), menyusul situasi krisis keamanan dan ancaman geng kriminal di Haiti yang makin merajalela.
Haiti telah dilanda permasalahan keamanan serius, terutama setelah insiden pembunuhan Presiden Jovenel Moïse pada Juli 2021. Akibatnya, situasi politik di negara Karibia itu semakin tidak menentu dan otoritas setempat tidak mampu meredam aktivitas geng kriminal.
Baca Juga: Kemarahan Melunjak, 13 Gengster Haiti Dibakar Massa hingga Tewas
Baca Juga: PBB Tak Sanggup Lagi Beri Makan 100 Ribu Warga Haiti yang Kelaparan
1. Maraknya kekerasan dan penculikan di Haiti
Kemlu AS mengatakan bahwa perintah meninggalkan Haiti kepada pegawai pemerintahan AS dan keluarganya itu masuk dalam aturan peringatan perjalanan yang terbaru.
"Warga AS di Haiti harus meninggalkan Haiti sesegera mungkin menggunakan pesawat komersial atau transportasi lain sebagai opsi. Mengingat situasi keamanan terbaru dan tantangan infrastruktur di sana," tutur Kemlu AS, dilansir Reuters.
"Kami mendesak warga AS yang hendak meninggalkan Port-au-Prince untuk terus memonitor berita lokal untuk mengetahui perkembangan, tapi hanya melakukan itu jika kondisi dirasa aman," sambungnya.
Pihaknya menambahkan bahwa terdapat ancaman kekerasan dan penculikan di seluruh kota semakin tinggi. Pasalnya, pemerintah AS tidak dapat menyediakan layanan darurat yang prima kepada warganya di Haiti untuk saat ini.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.