TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Honduras Panggil Dubes AS atas Intervensi Urusan Dalam Negeri

Minta AS berhenti urusi politik Honduras

bendera Honduras (unsplash.com/hectoremilio)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Honduras memanggil Duta Besar Amerika Serikat (AS) di Tegucigalpa, Laura Dogu pada Rabu (8/11/2023). Pihaknya menyatakan protes terkait tudingan intervensi Washington terhadap urusan dalam negeri Honduras dari anggota parlemen AS. 

Pada Oktober 2022, Honduras juga sempat memanggil Dubes AS, Laura Dogu terkait pernyataannya yang dipandang sebagai intervensi. Sebelumnya, Dogu sudah diperingatkan atas kritikannya soal rencana reformasi energi di Honduras yang dipandang cacat. 

Baca Juga: Tolak Aksi Israel, Honduras Panggil Dubes dari Tel-Aviv

Baca Juga: Honduras Resmi Akhiri Hubungan Diplomatik dengan Taiwan

1. Reyna minta AS hormati kedaulatan Honduras

Menteri Luar Negeri Honduras, Enrique Reina mengungkapkan bahwa pemanggilan Dubes AS, Laura Dogu untuk mendiskusikan soal pernyataan yang bernada intervensi urusan politik dalam negeri Honduras.

"Kami menolak opini yang disampaikan oleh Senator AS, Marco Rubio dan Jim Risch yang merupakan anggota dari Komite Senat Urusan Luar Negeri untuk Amerika," tulisnya dalam akun X, dikutip Telesur.

"Di negara Amerika Tengah tidak ada serangan kekerasan secara kolektif dari Parlemen Nasional dan kami menolak pernyataan bahwa Presiden Xiomara Castro punya tangan besi ataupun merusak pemecahan kekuatan, seperti yang coba disebarkan oleh oposisi," tambahnya. 

Reyna menambahkan sebagai seorang anggota parlemen seharusnya mereka menghargai kedaulatan Honduras dan berhenti menyebarkan berita untuk oposisi. Ia pun mengingatkan tindakan buruk dari eks Presiden Juan Orlando Hernandez yang kini diekstradisi di AS. 

2. Senator AS kritik adanya pelanggaran kepada oposisi Honduras

Pada Senin (6/11/2023), Senator Marco Rubio mengungkapkan bahwa pemerintah Honduras telah gagal dalam menghargai pembagian kekuasaan di negaranya. Ia menyebut terdapat kekerasan terhadap anggota parlemen oposisi di Honduras. 

Pernyataan itu disampaikan setelah terpilihnya Johel Zelayan sebaai Presiden Parlemen Honduras yang terpilih sebagai Jaksa Agung dan Mario Morzan yang dipilih sebagai Wakil Jaksa Agung di negara Amerika Tengah itu. 

Dilansir CGTN, oposisi Honduras pun marah atas pemilihan tersebut usai terjadi jalan buntu dalam pemilihan Kejagung. Alhasil, oposisi menganggap ini sebagai langkah partai sayap kiri untuk menguasai komisi yudisial di Honduras. 

Baca Juga: Honduras Akan Bangun Penjara Geng Kriminal di Kepulauan Cisne

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya