TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Oposisi Bahama Berhasil Menang dalam Pemilu Parlementer

Berhasil kalahkan partai PM Hubert Minnis

PM Bahama, Philip Brave Davis ketika sedang dilantik pada Sabtu (18/9/2021). (twitter.com/ZNSBahamas242)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Bahama akhirnya resmi menyelenggarakan pemilihan umum parlementer pada Kamis (16/9/2021). Hal ini sesuai dengan keputusan Perdana Menteri Hubert Minnis untuk membubarkan parlemen pada Agustus lalu dan menyelenggarakan pemilihan umum.

Pemilu kali ini dilakukan meski jabatan Minnis masih belum usai dan sesuai konstitusi akan berakhir pada Mei 2022. Pada tahun 2017, partai Minnis, yakni FMN (Free National Movement) berhasil mengalahkan oposisi PLP (Progressive Liberal Party). 

1. Kalahnya partai FMN dalam pemilu parlementer

Sesuai dalam hasil pemilihan umum parlementer Bahama pada Kamis (16/9/2021) partai oposisi PLP berhasil menang dengan memperoleh 32 dari 39 kursi parlementer. Hal ini membuat PM Hubert Minnis harus menerima kekalahannya dan meninggalkan jabatannya sebagai pemimpin negara Karibia itu. 

Sementara itu, OAS juga ditunjuk sebagai pengawas dalam jalannya acara demokrasi lima tahunan di negara berpenduduk 400 ribu jiwa itu. Selama ini, negara persemakmuran Inggris itu dikenal dengan tradisi pemilihan umumnya yang damai dan kondusif.

Bahkan usai gelaran pemilihan umum itu, petahana Hubert Minnis bersedia mengakui kekalahannya dan menyampaikan ucapan selamatnya secara langsung kepada rivalnya, Philip Brave Davis, dilansir dari Bloomberg

Baca Juga: 5 Hidangan Seafood Khas Bahama yang Kelezatannya Mengundang Lapar! 

2. Bahama mengalami krisis ekonomi terburuk sejak 1971

Dilansir dari Bloomberg, kekalahan petahana Hubert Minnis dalam pemilu kali ini disebabkan buruknya ekonomi setelah diterpa pandemik COVID-19, bahkan disebut menjadi yang terburuk sejak krisis ekonomi tahun 1971. Pasalnya, negara Karibia itu pada tahun 2019 juga sudah diterpa bencana Badai Dorian yang merusak industri wisatanya. 

Bahkan pada tahun 2020, perekonomian Bahama mengalami resesi sebesar 16 persen akibat pemberlakuan aturan lockdown dan jam malam. Sedangkan, pada tahun ini, ekonomi Bahama diprediksi mampu keluar dari resesi dan mengalami pertumbuhan 2 persen. 

Di sisi lain, PLP mampu menang lantaran berhasil memanfaatkan momentum lewat kampanye yang berfokus pada kesalahan pemerintah dalam menangani COVID-19 dan ekonomi. Maka dari itu, PLP dapat menarik suara warga yang kecewa atas tindakan pemerintah yang dipimpin FMN, dilaporkan dari Reuters

Baca Juga: 10 Objek Wisata Bahama dari Bangunan Bersejarah, Museum hingga Galeri

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya