TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Oposisi Nikaragua Adakan Hari Berkabung Nasional

Mengenang peristiwa pemberontakan tahun 2018

Masyarakat Nikaragua yang menuntut keadilan atas tewanya anggota keluarga mereka dalam peristiwa pemberontakan tahun 2018. (twitter.com/AlfredoTorresNi)

Managua, IDN Times - Oposisi Nikaragua menyerukan untuk warga ikut dalam hari berkabung nasional untuk mengenang peristiwa kudeta tahun 2018. Selain itu, pihak oposisi juga membuat dua hari berkabung dan mengajak masyarakat untuk melangsungkan aksi protes secara damai. 

Tepat tiga tahun lalu, ribuan warga Nikaragua turun ke jalan menuntut reformasi keamanan sosial dan mundurnya Daniel Ortega sebagai presiden. Bahkan aksi protes yang berujung ricuh dan penuh kekerasan tersebut menyebabkan ratusan warga tewas di negara Amerika Tengah tersebut. 

Baca Juga: Nikaragua Usir Ratusan Imigran Tak Berdokumen Resmi

1. Mengajak warga ikut dalam hari berkabung nasional

Pada hari Jumat (16/04/2021) pihak oposisi Persatuan Biru Putih Nikaragua mengajak masyarakat untuk melangsungkan hari berkabung nasional selama dua hari pada tanggal 18-19 April. Hari berkabung dilakukan sebagai belasungkawa atas korban tewas dalam peristiwa krisis politik, sosial dan kemanusiaan yang telah terjadi tiga tahun terakhir. 

Mengutip dari EFE, pemimpin oposisi Felix Maradiaga mengatakan dalam konferensi pers bahwa, "Persatuan Nasional Biru Putih mengajak dua hari berkabung nasional, sehingga para warga Nikaragua dapat menunjukkan ekspresi perlawanan masing-masing tanpa menunjukkan kekerasan dan bergabung menjadi perlawanan nasional."

2. Sebagai peringatan aksi kudeta di Nikaragua tahun 2018

Ilustrasi demonstrasi di jalanan. unsplash.com/@ev

Pengumuman dari oposisi ini diadakan selama dua hari sebelum ulang tahun ketiga peristiwa pemberontakan sipil tahun 2018. Kala itu, ribuan penduduk Nikaragua turun ke jalan di seluruh negeri untuk memrotes terkait reformasi perlindungan sosial dan berujung adanya aksi kekerasan dari pemerintah otoriter Daniel Ortega untuk membubarkan massa. 

Setelah upaya kekerasan Daniel Ortega untuk menyingkirkan para demonstran secara paksa berujung pada ditangkapnya ratusan pendemo yang ditahan, tewas bahkan hilang. Menurut Komisi HAM Inter Amerika (IACHR) antara April hingga Juli 2018 tercatat setidaknya 328 orang tewas saat berlangsungnya protes, tetapi hingga pertangahan 2020 tercatat korban tewas sebesar 684 orang, dilansir dari Infobae.  

Baca Juga: Polisi Nikaragua Diduga Melakukan Kekerasan Terhadap Jurnalis

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya