Oposisi Senegal Dijegal, Warga Gelar Demonstrasi Akbar
Sonko didukung pemuda Senegal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Bentrokan antara aparat kepolisian dan demonstran pendukung politikus oposisi Ousmane Sonko masih berlangsung di Senegal hingga Jumat (2/5/2023). Pasalnya, keputusan penahanan Sonko mengakibatkannya tidak dapat ikut pilpres Senegal tahun depan.
Beberapa bulan terakhir, Senegal telah dilanda instabilitas politik menjelang pilpres. Pada Mei lalu, seorang warga tewas dan sekitar 30 lainnya mengalami luka-luka usai terlibat bentrokan dengan polisi di tengah demonstrasi menolak sikap pemerintah yang makin represif.
Baca Juga: Jurnalis Senegal Ditangkap, Dituduh Siarkan Berita yang Ancam Negara
Baca Juga: Konflik di Gambia, 9 Militer Senegal Hilang dan 2 Tewas
1. Terdapat 10 orang tewas akibat bentrokan
Setelah dilaporkan sembilan demonstran yang tewas dalam bentrokan dengan aparat kepolisian pada Kamis. Terdapat satu lagi demonstran yang tewas pada Jumat, sehingga membuat total korban tewas menjadi 10 orang.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Senegal, Maham Ka mengatakan seorang warga yang tewas tersebut berasal dari Cap Skirring. Ia pun menyebut massa telah menyasar aparat keamanan dan menyerang supermarket, toko, bank, kantor polisi, beserta transportasi umum.
Dilansir Reuters, Ka menyebut bahwa situasi hampir seluruh negeri sudah dapat dikendalikan dan hanya terjadi kerusuhan kecil yang dapat ditangani.
"Jika demonstrasi tetap berlangsung damai. Maka tidak akan ada masalah sama sekali. Demonstran menggunakan cara kekerasan dan kami mengapresiasi aparat keamanan atas intervensinya dalam menghentikan kekerasan," sambungnya.
Baca Juga: Presiden Senegal Pulihkan Posisi PM yang Dihapus Sejak 2019
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.