Oposisi Serbia Desak UE Selidiki Kecurangan Pemilu di Negaranya
Diduga lakukan kecurangan untuk memenangkan SNS
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Oposisi Serbia Against Violence (SPN), pada Kamis (21/12/2023), meminta Uni Eropa (UE) untuk menginvestigasi dugaan kasus kecurangan dalam pemilu parlemen. Mereka pun menolak mengakui hasil pemilu yang memenangkan partai penguasa SNS.
Belakangan ini, Serbia terus dirundung krisis politik akibat perpecahan usai terjadinya penembakan massal. Presiden Aleksandar Vucic pun mendapat tekanan lantaran dianggap tidak dapat menanggulangi kasus kekerasan di Serbia.
1. Oposisi sebut Vucic sudah mengalihkan demokrasi di Serbia
Pemimpin SPN, Dragan Djilas, menuding Serbia di bawah Vucic tidak lagi memperhatikan kandidasi UE. Ia pun menganggap Vucic menutup mata soal demokrasi di negaranya dan stabilitas di Balkan Barat.
"UE sekarang punya kesempatan besar untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat Serbia melalui investigasi mendalam soal dugaan kecurangan hasil pemilu parlementer," ungkapnya, dilansir Associated Press.
Ia pun menuding pemerintah telah melakukan kecurangan, seperti jual beli suara dan mengirim penduduk negara lain untuk memilih di Serbia. Ia bahkan menyebut terdapat 40 ribu orang yang dibawa untuk memilih.
"Harapan masyarakat Serbia yang dikhianati lewat hasil pemilu parlementer yang tidak sejalan dengan keinginan rakyat Serbia. Saya pikir ini adalah hal terpenting untuk Serbia dan seluruh kawasan dalam membawa demokrasi ke negara ini," sambungnya.
Baca Juga: Italia Dukung Penuh Serbia Jadi Anggota Uni Eropa
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.