TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemilu Niger Tetap Digelar Meski Dibayangi Krisis

Pemilu berjalan dengan lancar 

Calon Presiden Niger, Mohamed Bazoum saat mengikuti pemilu. twitter.com/mohamedbazoum/

Niamey, IDN Times - Pada hari Minggu (27/12) Pemerintah Niger telah menyelenggarakan pemilihan presiden dan legislatif. Namun pemilu di negara Afrika Barat kali ini masih dihantui permasalahan keamanan disebabkan oleh kelompok jihadis Boko Haram yang juga beroperasi Nigeria. 

Pemilu kali ini dipandang sebagai upaya demokratis pertama di negara tersebut setelah memerdekakan diri dari Prancis pada tahun 1960. Setelah salah satu negara termiskin di dunia tersebut dilanda krisis politik berkepanjangan. 

1. Pemilu dibayangi ancaman serangan kelompok jihadis

Pemilihan umum presidensial dan legislatif di Niger resmi diselenggarakan pada hari Minggu (27/12). Hal ini juga menjadi momentum transisi demokrasi pertama kalinya di negara Afrika Barat tersebut semenjak kemerdekaannya 60 tahun yang lalu. Setelah kemerdekaan, Niger selalu dilanda ketidakstabilan politik hingga mengalami empat kali kudeta, dilansir dari The Washington Post

Akan tetapi pemilu di Niger dibayangi oleh ancaman serangan dari kelompok jihadis yang berasal dari Mali dan Nigeria. Bahkan akibat kekerasan dari kelompok eksremis tersebut menyebabkan sekitar 4 ribu orang tewas di Niger, Burkina Faso dan Mali pada tahun 2019 lalu, dikutip dari France24.  

Baca Juga: Varian Baru COVID-19 di Inggris dan Afrika Selatan Berbeda

Meski terdapat bayang-bayang ancaman kelompok teroris, pemilu pada hari Minggu (27/12) kemarin disebut berjalan dengan lancar dan aman. Melansir dari The Washington Post, pengamat menyebut semua terlihat berjalan dengan baik, 

"Semua perlengkapan terpasang dengan baik hingga pemilih pertama dapat melakukan pemilihan setelah jam 8 pagi. Semua berjalan dengan normal"

Berdasarkan laporan mengatakan apabila penyelenggaraan pemilu di tempat pemungutan suara lainnya di Ibukota Niamey juga sukses. Selain itu, pemilih maupun pantia juga harus mematuhi aturan pembatasan terkait pandemi COVID-19 ketika berada di tempat pemungutan suara. 

Melansir dari Africa News, terdapat sekitar 7,4 juta penduduk Niger yang memiliki hak untuk memilih calon presiden dan anggota legislatif pada pemilu kali ini. 

2. Pemilu Niger kali ini berjalan dengan lancar

Baca Juga: Francois Bozize Dituduh Lakukan Kudeta Republik Afrika Tengah

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya