TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PM Slovakia Sebut Krisis Energi Akan Membunuh Ekonomi Negaranya

Ekonomi Slovakia terdampak besar oleh perang Rusia-Ukraina

Perdana Menteri Slovakia, Eduard Heger. (twitter.com/eduardheger)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Slovakia, Eduard Heger, pada Rabu (28/9/2022) mengungkapkan bahwa kenaikan harga listrik akan melumpuhkan ekonomi negaranya. Bahkan, ia menyebut itu akan membunuh ekonomi negaranya, jika tidak ada dana bantuan dari Uni Eropa (UE). 

Pada awal bulan, Slovakia sudah dihebohkan dengan mundurnya Partai SaS dalam koalisi pemerintahan. Hal itu karena gagalnya mendorong Menteri Keuangan, Igor Matovic, untuk mundur akibat ketidaksetujuan terkait paket bantuan sosial keluarga yang menguras dana hingga 1 miliar euro (Rp14,7 triliun). 

Sementara, Matovic menolak mundur dari posisinya untuk kedua kali, meski jadi politikus paling tidak populer di Slovakia dengan 88 persen. Ia mengklaim bahwa ultimatum tersebut tidak masuk akal dan menuding pemimpin SaS, Richard Sulik membantu kembalinya para mafia, dilaporkan Euractiv.  

Baca Juga: Mendalami Sejarah Slovakia: Negara Pecahan Cekoslovakia

1. Heger minta Uni Eropa berikan dana bantuan ke Slovakia

Pernyataan di atas diungkapkan Heger dalam wawancaranya bersama Financial Times pada Rabu kemarin. Ia menyampaikan akan menutup ekspor listrik dan menggunakannya untuk keperluan dalam negeri jika tidak ada bantuan dari Brussels. 

"Slovakia membeli 500 euro (Rp7,3 juta) dari apa yang mereka jual sebesar 100 euro (Rp1,4 juta). Alasan ini membuat rencana Komisi Eropa mendapatkan dana pajak tambahan 140 miliar euro (Rp2,06 kuadriliun) untuk peningkatan listrik, tapi itu tidak akan bekerja di Slovakia. Apabila kami ingin pajak tambahan, maka itu harus dari Eropa," papar Heger.

Ia menambahkan bahwa proses pajak tambahan harus didistribusikan secara merata di seluruh anggota UE, sehingga Slovakia akan mendapatkan dana 1,5 miliar euro (Rp22,1 triliun). Ia juga ingin Brussels mengeluarkan dana 5 miliar euro (Rp73,7 miliar) dari dana pembangunan regional yang tidak terpakai untuk mengurangi tagihan pelaku bisnis. 

"Apabila itu tidak dilakukan, seluruh bisnis di Slovakia akan tutup dan akan membuat ekonomi negara kolaps. Jika Brussels tidak memberikan bantuan, maka kami harus menahan listrik ini untuk perusahaan dan rumah tangga kami agar tidak kolaps," tambahnya. 

2. Heger mengusulkan UE memberikan pajak tambahan kepada pihak perantara

Sesuai keterangan itu, Heger menyebut bahwa terdapat klausul dalam perjanjian internasional yang memperbolehkan suatu negara mengubah arah energinya ketika menghadapai krisis.

Maka dari itu, Heger mengusulkan kepada Brussels untuk memperluas pajak kepada pihak perantara yang ikut mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga ini. Pasalnya, ia menganggap perantara atau penjual adalah pihak yang memiliki kontrak energi. 

Proposal pemberian bantuan kepada konsumen juga sudah diajukan Komisi Eropa dan akan didiskusikan dalam pertemuan antar Menteri Energi seluruh anggota UE pada Jumat besok. Namun, Heger mengakui bahwa pilihan Slovakia kemungkinan akan kalah suara dalam voting nanti. 

Ia menambahkan bahwa negaranya dalam posisi yang sulit, karena tagihan energi mencapai 10 persen dari rata-rata pengeluaran rumah tangga. Sedangkan sektor industri berat terdampak lebih besar dalam pengeluaran energi ini. 

Baca Juga: Bantu Pasok Rudal S-300 ke Ukraina, Slovakia Janji Tak Terlibat Perang

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya