TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Presiden Belarus: Siapa pun Gabung Union State Akan Diberi Nuklir

Lawan negara-negara Barat

Presiden Belarus, Alexander Lukashenko saat berkunjung ke pangkalan militer Obuz-Lesnovsky. (president.gov.by)

Jakarta, IDN Times - Presiden Belarus Alexander Lukashenko menyatakan bahwa Rusia akan memberikan hadiah senjata nuklir kepada negara yang mau bergabung dengan Union State. Dalam pernyataan pada Minggu (28/5/2023), dia pun menyebut tidak punya pilihan, selain nuklir di tengah desakan negara-negara Barat. 

Pekan lalu, Rusia dan Belarus sudah menyetujui formalisasi pengiriman misil nuklir taktis ke teritori Belarus. Sementara Belarus masih mendirikan tempat penyimpanan khusus senjata nuklir dan tentaranya masih melakoni latihan khusus di Rusia soal penggunaan senjata tersebut. 

Baca Juga: Korut Peringatkan AS: Akan Kami Balas Nuklir dengan Nuklir!

Baca Juga: Belarus Resmi Jadi Pangkalan Nuklir Taktis Rusia, Kendali di Kremlin!

1. Serukan agar negara pecahan Soviet gabung Union State

Presiden Belarus, Alexander Lukashenko saat bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. (president.gov.by)

Lukashenko mengklaim pernyataan soal senjata nuklir tersebut dalam sebuah wawancara di saluran televisi Rusia, Russia 1. Keterangan ini disampaikan terutama bagi negara-negara pecahan Uni Soviet. 

"Jika terdapat yang meragukan. Saya berpikir Presiden Kazakhstan, Kassym Tokayev meragukan ini, tapi jika sesuatu tiba-tiba terjadi, maka tidak ada yang keberatan Kazakhstan dan negara lain memiliki hubungan yang sama seperti yang kami miliki bersama Federasi Rusia," papar Lukashenko, dilansir Ukrainska Pravda.

"Ini sangat mudah. Negara-negara tersebut harus bergabung dengan Union State yang dimiliki Belarus dan Rusia. Itu saja, maka akan ada senjata nuklir bagi semuanya. Negara-negara itu punya kesempatan unik unutk bergabung," terangnya. 

Union State yang sudah dibentuk sejak 1999, menetapkan basis hukum aliansi Rusia dan Belarus dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, informasi, teknologi, pertanian, dan keamanan perbatasan. 

Baca Juga: Dukungan Barat untuk Ukraina Meningkat, Picu Perang Nuklir?

2. Belarus tidak punya pilihan selain memiliki senjata nuklir

Sekretaris Negara Dewan Keamanan Belarus, Alexander Volfovich mengatakan bahwa Belarus tidak punya pilihan lain selain memiliki senjata nuklir. Ia menekankan agar negara lain tidak melewati batas dalam permasalahan strategis. 

Ia mengingatkan bahwa senjata nuklir sudah ditarik dari teritorinya sejak 1991, usai runtuhnya Uni Soviet. Volfovich menyayangkan Amerika Serikat (AS) yang melanggar janji untuk tidak memberikan sanksi dan menjamin keamanan. 

"Hari ini, semuanya telah hancur. Semua janji-janji yang diberikan kepada kami hilang untuk selamanya," kata Volfovich, dikutip Reuters.

"Pengiriman senjata nuklir taktis di teritori Belarus adalah salah satu dari beberapa langkah pencegahan. Jika masih ada alasan dari kepala negara Barat, tentu saja, mereka tidak akan melanggar batas karena konsekunsinya tidak dapat dikembalikan," tambahnya. 

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya