TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Presiden Brasil Protes atas Pengalihan Gas Bolivia ke Argentina 

Bolsonaro salahkan Petrobras atas kasus ini

Presiden Brasil Jair Bolsonaro. (instagram.com/jairmessiasbolsonaro)

Jakarta, IDN Times - Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, pada Selasa (24/5/2022) marah kepada perusahaan gas Yacimientos Petróliferos Fiscales Bolivianos (YPFB). Pasalnya, perusahaan milik Bolivia itu diketahui mengalihkan pasokan gas alam yang seharusnya diterima Petrobras ke Argentina. 

Sebelumnya, Bolsonaro juga sudah memecat kepala Petrobras, Jose Mauro Coelho, yang hanya menjabat selama 40 hari dan ini menjadi yang kedua dalam dua bulan terakhir. Sementara itu, Caio Mario Paes de Andrade ditunjuk sebagai pemimpin yang baru di perusahaan migas milik negara tersebut, dilaporkan Reuters

Baca Juga: Elon Musk Janji Sambungkan Ribuan Sekolah di Brasil dengan Internet

1. Bolsonaro sebut ini sebagai langkah untuk melawannya

Presiden Brasil, Jair Bolsonaro saat menemui murid di Escolas Cívico-Militares. twitter.com/jairbolsonaro/

Bolsonaro mengungkapkan komplainnya setelah ada penurunan pengiriman gas alam dari Bolivia hingga 30 persen dan dikirimkan ke Argentina. Bahkan, ia menyebut tindakan YPFB ini sebagai rencana untuk melawannya, sekaligus menuding Petrobras ada di balik ini semua. 

Meskipun ia tidak menyebutkan nama tertentu, tapi Bolsonaro menyebut tujuannya untuk menguntungkan kandidat oposisi Luiz Inácio Lula Da Silva dalam pilpres mendatang. Pasalnya, hal ini akan membuat konsumen asal Brasil membayar gas lebih mahal lantaran harus mengimpor dari tempat lain. 

"Bolivia memotong pasokan gas yang dikirimkan ke Brasil dan justru mengirimnya ke Argentina. Bagaimana Petrobras menanggapi isu ini? Gas, apabila kami harus membeli dari tempat lain, maka harganya lima kali lebih mahal. Siapa yang akan membayar dan suapa yang bertanggung jawab? Ini adalah bisnis yang dimanipulasi agar menguntungkan seseorang tertentu," ungkap Bolsonaro, dikutip Mercopress

Pengalihan gas alam dari Bolivia ke Argentina mengakibatkan suplai Petrobras berkurang dari sebelumnya sekitar 20 juta meter kubik per hari. Pada bulan ini, Petrobras hanya mendapat pasokan gas alam kurang dari 7 juta meter kubik. 

2. Bolivia ingin negosiasi ulang perjanjian pengadaan gas ke Brasil

Menteri Energi dan Hidrokarbon Bolivia, Franklin Molina Ortiz, menjelaskan bahwa perjanjian dengan Petrobras ditandatangani ketika Bolivia dipimpin pemerintah sementara. Sesuai perjanjian itu, harga gas yang disetujui sangat rendah dan disebut telah memperburuk keuangan YPFB dan negara. 

Molina Ortiz juga menyebut Bolivia tidak punya masalah untuk menjual gas ke Petrobras, tapi pihaknya ingin meningkatkan harga gas Bolivia. Pada kesepakatan saat ini, dalam delapan kontrak yang disetujui pada Maret 2020, Brasil hanya membayar 7 dolar AS (Rp102 ribu) per juta BTU. 

"Kami sudah menuliskan secara formal permintaan negosiasi ulang kontrak dengan Petrobras. Presiden YPFB, Armin Dorgathen sudah berkunjung ke Brasil untuk menegosiasikan perjanjian harga gas yang dikirim ke Brasil. Namun, respons yang didapat masih belum sesuai dan apabila satu pihak tidak setuju dengan harganya, maka pihak tersebut dapat bernegosiasi ulang," ungkap Molina Ortiz, dikutip BN Americas

"Sekarang YPFB sudah menanggung biaya pengiriman ke titik penampungan, perusahaan kami sudah merugi 70 juta dolar AS (Rp1 triliun) per tahun. Apabila kami mengirimkan gas murah, hasilnya tidak menguntungkan bagi negara, maka dari itu kami mencari kondisi terbaik untuk menjual gas kami. Bolivia harus mencari harga terbaik untuk gas alamnya, kondisi dan pasar terbaik" sambungnya. 

Baca Juga: Eks Presiden Brasil: Ulah Zelenskyy Picu Perang di Negaranya Sendiri

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya