TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Presiden Peru Berlakukan Jam Malam di Tengah Demonstrasi

Aturan jam malam justru memperburuk situasi

Sejumlah aparat kepolisian yang dikerahkan untuk menghalau demonstran di Lima, Peru pada Selasa (5/4/2022). (twitter.com/PoliciaPeru)

Jakarta, IDN Times - Presiden Peru, Pedro Castillo mengumumkan aturan jam malam sejak Minggu (3/2/2022) khusus untuk wilayah ibu kota Lima dan Callao. Kebijakan ini diterapkan untuk meredam aksi demonstrasi dari warga menanggapi melambungnya harga bahan bakar dan pupuk. 

Pemberlakuan jam malam ini diumumkan setelah Castillo menyelenggarakan rapat dengan anggota parlemen. Maka, warga di dua wilayah itu diharapkan tetap berada di rumah dan dilarang mengadakan perkumpulan dan seluruh aktivitas akan dibatasi.

"Saya menyerukan kepada seluruh warga agar tetap tenang dan menjaga kedamaian. Protes sosial memang hak yang diakui secara konstitusional, tapi itu harus dilakukan sesuai dengan aturan hukum" tutur Castillo, dilansir BBC

1. Naiknya harga BBM dan pupuk picu demonstrasi di Peru

Pemberlakuan jam malam di Lima dan Callao ini ditengarai rentetan aksi protes warga akibat kenaikan harga bahan bakar dan pupuk. Insiden ini juga menjadi salah satu dampak besar dari invasi Rusia ke Ukraina yang mempengaruhi pasar global. 

Protes yang berujung ricuh ini berlangsung sejak minggu lalu, dimulai dengan pemblokiran jalan oleh pengemudi truk di jalanan utama. Lambat laun, demonstrasi berujung pada protes anti pemerintah dengan melakukan long march di beberapa titik di ibu kota Lima. 

Pada Rabu (6/4/2022), setidaknya sudah ada enam orang pendemo yang tewas akibat demonstrasi yang berujung ricuh ini. Selain itu, setidaknya masih ada sembilan jalanan yang diblokir oleh pendemo di seluruh negeri. Bahkan, aparat berwajib mengaku kewalahan untuk dapat menstabilkan situasi, dilansir CNN

Di samping tingginya inflasi di Peru dalam beberapa minggu terakhir, Presiden Pedro Castillo juga memiliki popularitas yang rendah dalam masyarakat Peru. Bahkan, presiden sayap kiri itu mengalami penurunan elektabilitas hingga 25 persen pada tahun ini. 

Baca Juga: Tanah Longsor di Peru, 2 Tewas Belasan Hilang 

Pada Selasa (5/4/2022) sore, Presiden Pedro Castillo mengumumkan penarikan kebijakan jam malam dan keadaan darurat di Lima dan Callao. Hal ini dilakukan lantaran banyaknya masyarakat yang menolak dan dengan sengaja melanggar aturan tersebut. 

"Saya harus memutuskan bahwa mulai saat ini, kami akan menghapus aturan jam malam yang sudah diterapkan beberapa hari lalu. Kami menyerukan agar seluruh warga Peru tetap tenang" ujar Castillo, dikutip dari Reuters

Pencabutan ini ditengarai timbulnya krisis yang dialami pemerintahan Castillo setelah ribuan warga justru melakukan aksi protes dalam menentang aturan jam malam. Pasalnya, popularitas Castillo semakin menurun dan ia sudah mengalami dua kali upaya pemakzulan. 

Bahkan, dalam delapan bulan kepemimpinannya di Peru, Castillo sudah berulang-kali melakukan perombakan kabinet dan mengganti sejumlah menteri yang dinilai tidak sejalan dengan pemerintahannya. 

Baca Juga: Peru: Gempa Bumi Sebabkan 12 Terluka, Ratusan Rumah Hancur

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya