TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ratu Elizabeth Meninggal, Antigua dan Barbuda Rencanakan Referendum 

Ingin merdeka sepenuhnya dari Inggris

Perdana Menteri Antigua dan Barbuda, Gaston Browne. (twitter.com/gastonbrowne)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Antigua dan Barbuda, Gaston Browne, pada Sabtu (10/9/2022) mengungkapkan keinginannya menggelar referendum untuk lepas dari persemakmuran Inggris. Rencana ini diumumkan setelah kepergian Ratu Elizabeth II yang digantikan oleh Raja Charles III. 

Langkah ini menyusul Barbados yang sudah lebih dulu melepaskan diri dari persemakmuran Inggris mulai Oktober 2021. Negara Karibia itu memutuskan lepas sepenuhnya dari Inggris, untuk melupakan masa-masa penjajahan dan sepenuhnya berdiri dengan kakinya sendiri. 

1. Diumumkan usai Charles III dinobatkan sebagai raja

Browne menegaskan bahwa rencana referendum di Antigua dan Barbuda akan digelar dalam 3 tahun ke depan. Bahkan, rencana tersebut diungkapkan setelah Charles III resmi menjadi Raja Inggris. 

"Ini adalah hal penting yang harus diputuskan dengan melangsungkan referendum dalam beberapa tahun ke depan, kemungkinan 3 tahun," papar Browne, dikutip Reuters.

"Menjadi republik adalah langkah terakhir untuk melengkapi siklus kemerdekaan dan memastikan kami adalah sebuah negara berdaulat sepenuhnya. Referendum bukanlah tindakan tidak bersahabat dan kami tidak akan undur diri dari keanggotaan Persemakmuran," tambahnya. 

2. Browne sejak awal ingin membawa Antigua dan Barbuda menjadi republik

Rencana Browne untuk mengajukan referendum sudah tercium ketika kunjungan Pangeran William dan Catherine ke negara kepulauan itu pada awal tahun ini. 

Ia mengutarakan secara terang-terangan keinginannya untuk membawa Antigua dan Barbuda jadi republik untuk menggantikan monarki. Browne diperkirakan akan kembali memimpin di negara Karibia itu pada tahun depan dan mengajukan proposal pada periode berikutnya, dilaporkan Telesur.

Pemimpin berusia 55 tahun itu diketahui sudah kembali berkuasa di Antigua dan Barbuda sejak 2014. Secara total, pemimpin dari Partai Buruh itu sudah memimpin negara Karibia itu selama 8 tahun. 

Baca Juga: Lepas dari Persemakmuran Inggris, Barbados Kini Punya Presiden Pertama

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya